Rabu 29 Nov 2023 20:38 WIB

Limbah Ban Mobil Kini Bisa Diolah Jadi Bahan Baku Baterai Litium

Baterai litium umumnya dipakai untuk sejumlah besar kendaraan listrik.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Ban mobil (ilustrasi)
Foto: www.freepik.com
Ban mobil (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seiring dengan meningkatnya permintaan akan kendaraan listrik (EV), sebuah perusahaan rintisan berupaya membuat mobil yang lebih berkelanjutan dengan mengubah ban bekas menjadi baterai. Inovasi ini dinilai menjanjikan untuk menjadi alternatif dari baterai litium-ion.

Sebagian besar kendaraan listrik mengandalkan baterai lithium-ion untuk tenaganya. Namun para ahli dan aktivis iklim mengatakan bahwa baterai-baterai tersebut masih jauh dari kata efisien, ramah lingkungan, dan berkelanjutan. Dari situlah salah satu perusahaan yang berbasis di Cile membuat terobosan untuk mengubah ban bekas menjadi sumber energi baru.

Baca Juga

Perusahaan bernama T-Phite ini menggunakan ban mobil bekas melalui proses yang disebut pirolisis, yaitu menempatkan ban di bawah panas yang ekstrem sehingga terurai menjadi molekul yang lebih kecil. CEO T-Phite, Bernardita Diaz, mengatakan bahwa molekul-molekul tersebut memuat tiga produk sampingan utama, yaitu minyak pirolitik, baja, dan karbon hitam, yang mengandung bahan grafit untuk menyediakan jalur listrik di dalam baterai agar energinya dapat meningkat.

Menurut pemasok karbon hitam Imerys, yang tidak terlibat dalam proyek ini, karbon hitam biasanya diproduksi oleh pembakaran tidak sempurna dari produk minyak bumi berat, seperti tar batu bara, tar etilena hasil perengkahan, dan sejumlah kecil minyak nabati. Selain memiliki konduktivitas listrik yang sangat baik, Imerys mengatakan bahwa zat ini juga dikenal tahan aus.