Jumat 01 Dec 2023 20:55 WIB

Inpex Terapkan Teknologi Penangkap Karbon di Blok Masela

Investasi yang akan dikeluarkan oleh Inpex sebesar 19,8 miliar dolar AS.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah telah menyetujui Plan of Development (POD) Blok Masela yang menyertakan pengembangan teknologi Carbon Capture Storage. Blok Masela yang dikelola oleh Inpex Masela Ltd anak usaha Inpex Corporation akan mulai melakukan pengembangan CCS pada tahun ini.

Kepala SKK Migas Dwi Sutjipto menjelaskan pemerintah telah menyetujui POD tersebut pada 28 November 2023. Ia menegaskan, dengan telah disetujuinya revisi POD ini maka Inpex bisa langsung mengakselerasi pengerjaan proyek yang akan jadi proyek gas dengan penerapan teknologi CCS.

Baca Juga

“Revisi kedua POD I ini sudah disetujui tanggal 28 November kemarin dan target onstream akhir 2029 mudah-mudahan masih bisa mengisi target long term kita,” kata Dwi di Kompleks DPR, Jakarta, Kamis (30/11/2023).

Investasi yang akan dikeluarkan oleh Inpex untuk teknologi CCS ini sebesar 19,8 miliar dolar AS. Meskipun bakal menambah investasi, pemerintah kata Dwi akan tetap berupaya agar proyek sesuai dengan keekonomian sehingga tidak akan berdampak pada harga gas yang nanti diproduksi.

“Kita harus melakukan evaluasi dengan penambahan investasi itu bagaimana kita menjaga keekonomian projek itu sekaligus menjaga penerimaan negara dan itu kita diskusi mengenai investasi apa yang bisa ditekan,” jelas Dwi.

Lapangan Abadi di Blok Masela adalah lapangan gas laut dalam dengan cadangan gas terbesar di Indonesia yang terletak sekitar 160 kilometer lepas pantai Pulau Yamdena di Laut Arafura dengan kedalaman laut 400-800 meter. Kontrak PSC Masela yang berlaku hingga 2055 berpotensi menghasilkan 9.5 MMTPA (juta metrik ton per tahun) LNG dan 150 MMSCFD (juta kaki kubik standar per hari) gas pipa. Selain itu Lapangan Abadi diperkirakan dapat menghasilkan produksi kondensat sebesar 35,000 barel per hari.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement