REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Bank Mandiri terus berkomitmen mendorong pertumbuhan bisnis berkelanjutan untuk mendukung transisi menuju Indonesia Net Zero Emission (NZE) 2060. Hal ini diwujudkan lewat penandatanganan Nota Kesepahaman dengan PT Pupuk Indonesia (Persero) untuk menjajaki kerjasama dalam penyusunan ESG Framework dan pembiayaan berbasis Sustainability Linked Loan.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menjelaskan, langkah kolaborasi ini turut menjadi bagian strategi implementasi prinsip Environmental, Social dan Governance (ESG) perseroan. Adapun, Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi bersama Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi dalam rangkaian Conference of The Parties 28 (COP 28) - United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) di Dubai, Uni Emirat Arab, belum lama ini.
“Dengan mengintegrasikan sustainable Financing ke penyaluran kredit, Mandiri berharap dapat semakin memperluas dampak positif bagi jutaan masyarakat Indonesia, baik itu untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), pertanian, energi terbarukan, transportasi, dan kegiatan berwawasan lingkungan lainnya,” kata Darmawan, di Dubai, dalam keterangan tertulis, Ahad (3/12/2023).
Bank Mandiri, lanjut Darmawan, berkomitmen untuk menerapkan konsep ini dalam kegiatan usahanya agar dapat memberikan nilai jangka panjang yang berkelanjutan.
“Bank Mandiri tidak hanya mengejar profit, tetapi juga mempertimbangkan dampak bisnisnya terhadap lingkungan dan sosial,” lanjutnya.
Lebih dari itu, bank bersandi bursa BMRI ini pun telah melakukan berbagai inisiatif terkait pembiayaan keuangan keberlanjutan, seperti pembiayaan untuk energi baru terbarukan (EBT) dan transportasi ramah lingkungan, obligasi berkelanjutan, dan produk-produk ritel berkelanjutan. Bank Mandiri juga meningkatkan kapabilitas sumber daya manusia dengan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan sektor-sektor berkelanjutan, seperti minyak kelapa sawit, Energi Baru Terbarukan (EBT), dan konstruksi.
Sebagai informasi, dalam perhelatan COP28, para pemimpin dunia berdiskusi tentang solusi untuk mengatasi perubahan iklim. Beberapa topik yang dibahas adalah energi terbarukan, keuangan hijau, kredit karbon, hidrogen dan investasi berkelanjutan, serta penerapan konsep berkelanjutan di sektor-sektor bisnis seperti pariwisata, perbankan, konstruksi, makanan, penerbangan, dan logistik.
“Bank Mandiri hadir di acara ini untuk belajar dan menjalin kerjasama terkait proyek-proyek dekarbonisasi di berbagai negara,” kata Darmawan.
Darmawan menilai kolaborasi ini adalah langkah awal untuk bekerja sama dengan PT Pupuk Indonesia dalam menerapkan ESG dalam rangka mendukung ketahanan pangan nasional sekaligus menjadi wujud sinergi BUMN.
“Kita tahu bahwa dunia dan Indonesia menghadapi tantangan ketahanan pangan akibat berbagai faktor, seperti konflik, krisis, degradasi lingkungan, dan perubahan iklim. Dengan kerjasama ini, kita berharap dapat memberikan kontribusi positif untuk menjaga ketahanan pangan nasional dengan tetap memperhatikan aspek-aspek ESG,” ujarnya.