REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Stephen Hawking telah mengabdikan hidupnya untuk memecahkan beberapa masalah sains yang paling rumit termasuk teori Big Bang dan Teorema Luas Lubang Hitam. Ilmuwan Fisika dan Kosmologis yang meninggal pada 2018 lalu itu juga pernah membuat beberapa prediksi yang mengerikan tentang akhir dunia.
Dilansir Grunge, Kamis (7/12/2023), berikut beberapa ramalan Hawking tentang apa yang terjadi dengan planet kita.
1. Krisis iklim yang merusak
Dalam sebuah wawancara dengan BBC, Hawkins pernah mengatakan bahwa umat manusia sudah mendekati titik kritis, dimana pemanasan global menjadi tidak dapat dipulihkan. “Tindakan Donald Trump dapat mendorong Bumi ke ambang batas, menjadi seperti Venus, dengan suhu 250 derajat, dan hujan asam sulfat,” kata dia.
Apa yang dikhawatirkan Hawkins tampaknya selaras dengan peneliti iklim. Antonio Guterres, selaku Sekretaris PBB, menyatakan pada Juli 2023 bahwa dunia saat ini sedang mengalami global boiling atau pendidihan global.
Observatorium Iklim Uni Eropa, Copernicus, mencatat bahwa Juli tahun ini menjadi bulan terpanas yang tercatat di Bumi. Juli lalu, suhu rata-rata dunia mencapai 0,33 derajat Celcius lebih panas dari bulan terpanas sebelumnya pada Juli 2019.
2. Populasi manusia semakin tak terkendali
Bertahun-tahun sebelum terjadinya Covid, Stephen Hawking telah memperingatkan bahwa jumlah manusia sudah terlalu banyak. Pada 2017, dia mengatakan kepada Wired bahwa Bumi terlalu kecil untuk menampung populasi global yang terus meningkat dengan kecepatan yang mengkhawatirkan.
“Kita harus secara aktif mencari cara hidup alternatif jika umat manusia ingin bertahan hidup,” kata Hawking kala itu.
Para peneliti dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bahwa akan ada 11 miliar orang di planet ini pada akhir abad ini, dibandingkan dengan sekitar 8 miliar orang pada tahun 2022. Perkiraan lain mengatakan bahwa jumlah penduduk akan berkisar di angka maksimal 9 miliar. Pew Research Center mengatakan bahwa penurunan tingkat kesuburan menunjukkan bahwa populasi pada dasarnya akan berhenti di jalurnya.
3. Manusia super hasil rekayasa genetika
Gagasan tentang manusia super hasil rekayasa genetika terdengar sedikit mengada-ada, tapi Stephen Hawking tidak berpikir demikian. Dia bahkan memasukkan peringatan tentang hal ini dalam bukunya "Brief Answers to the Big Questions" yang diterbitkan secara anumerta pada tahun 2018.
“Saya yakin, di abad ini manusia akan menemukan cara untuk memodifikasi kecerdasan dan naluri seperti agresi. Meskipun ia juga yakin bahwa akan ada undang-undang yang diberlakukan untuk membatasi hal tersebut. Beberapa orang tidak akan mampu menahan godaan untuk meningkatkan karakteristik manusia, seperti daya ingat, ketahanan terhadap penyakit, dan panjangnya usia,” kata Hawking.
Hawking melihat hasil dari rekayasa genetika seperti itu akan timbul perpecahan yang masif dan berbahaya, antara manusia yang direkayasa secara genetik dan manusia biasa yang tidak direkayasa. Meskipun ia melihat hal itu akan terjadi sebelum akhir abad ini, hal itu sudah terjadi.
Pada tahun 2019, Nature membuat artikel tentang "skandal bayi CRISPR" dan itu persis seperti yang diperingatkan oleh Hawking. Ahli biofisika asal Cina, He Jiankui, mengumumkan bahwa ia telah merekayasa genetika bayi kembar perempuan, yang akan lahir dengan kekebalan genetik terhadap HIV. Pengumuman tersebut membuat dunia ilmiah gempar, dan itu adalah masalah besar. He dijatuhi hukuman tiga tahun penjara, dan rekan-rekan terdekatnya juga mendapat hukuman penjara, kata Nature.