Selasa 12 Dec 2023 14:36 WIB

Tekan Limbah Fashion Dimulai dari Isi Lemari

Jumlah sampah fesyen diprediksi bisa capai 134 juta ton per tahun akhir dekade ini.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Jumlah sampah fast fashion diperkirakan akan melonjak hingga 134 juta ton per tahun pada akhir dekade ini.
Foto: www.freepik.com.
Jumlah sampah fast fashion diperkirakan akan melonjak hingga 134 juta ton per tahun pada akhir dekade ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dari 100 miliar pakaian yang diproduksi setiap tahun, 92 juta ton berakhir di tempat pembuangan akhir, demikian menurut Ellen Macarthur Foundation. Sebagai gambaran, ini berarti setara dengan satu truk sampah yang penuh dengan pakaian yang berakhir di tempat pembuangan akhir setiap detiknya. Jika tren ini terus berlanjut, jumlah sampah fast fashion diperkirakan akan melonjak hingga 134 juta ton per tahun pada akhir dekade ini.

Lantas apa yang bisa kita lakukan untuk mengurangi limbah fashion? Salah satu cara termudah adalah dengan memulainya dari lemari kita. Co-founder Setali Indonesia, Intan Anggita Pratiwie, mengungkapkan bahwa setiap orang bisa mulai berkontribusi menekan limbah fashion dengan memilah pakaian yang sekiranya sudah tidak terpakai untuk kemudian didaur atau recycling.

Baca Juga

“Jadi aksi paling sederhana untuk memulai adalah melihat isi lemari kamu, lihat baju mana yang sebenarnya sudah tidak terpakai, itu bisa dicoba untuk didaur daripada nantinya jadi limbah,” kata Intan saat diwawancarai Republika di kantor Setali di kawasan Cipete, Jakarta Selatan, Senin (11/12/2023).

Ketika sudah memilah pakaian lama yang akan didaur, langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah merancang desain untuk menciptakan tampilan yang segar dan terasa baru. Menurut Intan, saat ini sudah ada banyak ide-ide recycle di media sosial termasuk di laman Setali Indonesia, yang bisa dijadikan referensi.