REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Semen Indonesia Group (SIG) meraih penghargaan Tamasya (Tambang Mensejahterakan Masyarakat) Award 2023 dari Direktorat Jenderal Mineral dan Batu bara (Ditjen Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Corporate Secretary SIG Vita Mahreyni mengatakan, penghargaan dari Kementerian ESDM merupakan pengakuan atas kinerja penerapan program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) yang berfokus untuk memberikan manfaat ekonomi berkelanjutan bagi masyarakat.
“SIG memiliki sustainability roadmap yang mengarahkan fokus kami untuk menjadi bagian dari solusi, mendukung dan membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya di wilayah sekitar operasional perusahaan,” kata Vita Mahreyni dalam pernyataan tertulis, Rabu (13/12/2023).
Dia menambahkan, berbagai program inovasi sosial yang telah dijalankan, dirancang berdasarkan kebutuhan dengan memperhatikan masalah yang dihadapi dan peluang-peluang positif yang dapat tercipta.
Adapun penghargaan tersebut diterima oleh dua anak usaha SIG, yaitu PT Semen Gresik dan PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) sebagai badan usaha pertambangan minerba yang dinilai telah menjalankan kinerja PPM dengan baik.
PT Semen Gresik berhasil meraih dua penghargaan, yakni kategori Implementasi Bidang Lingkungan dalam Bentuk Aktivitas Gerakan Perempuan (Bumi Kartini) untuk Mewujudkan Konservasi Produktif.
Kemudian, penghargaan kategori Monitoring dan Evaluasi pada Kerangka Monitoring dan Evaluasi Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) yang Terintegrasi dalam Social License Index.
Sementara SBI berhasil meraih penghargaan kategori Implementasi Bidang Lingkungan melalui Pelibatan Masyarakat dalam Aktivitas Reklamasi dengan Penerapan Sistem Pertanian Terpadu. Program Bumi Kartini (Buah Manis Karya Wanita Tani) yang dikelola PT Semen Gresik Pabrik Rembang, merupakan program pemberdayaan perempuan yang berfokus pada pengolahan home farming dan limbah urine sapi dari ternak masyarakat menjadi cairan bio urine sebagai zat perangsang tumbuh kembang tanaman di pekarangan rumah.
Melalui program ini, perusahaan mengajak kaum perempuan memanfaatkan pekarangan rumah untuk lahan bercocok tanam sayuran. Selain untuk dikonsumsi sendiri, hasil panen juga bisa dipasarkan baik secara langsung maupun dalam bentuk produk turunan.
Saat ini, Bumi Kartini beranggotakan 879 orang perempuan, sebanyak 161 di antaranya merupakan kelompok rentan lansia. Adapun lahan yang telah dimanfaatkan dalam program tersebut memiliki luas total 9.324 ha.
Sayuran yang telah dihasilkan dari program ini meliputi kembang kol, kubis, terong, markisa, kangkung, wortel, kacang panjang, buncis, pakcoy, selada, sawi, pare yang rata-rata produksi mencapai 1.405 kg per bulan. Beberapa di antaranya dikembangkan menjadi produk turunan olahan, seperti selai terong, keripik pare, keripik terong, dan sirup markisa.
Menurut Vita, Bumi Kartini mampu mengatasi persoalan sosial sekaligus lingkungan karena dikembangkan berdasarkan pada konsensus "empowering problem to solve the problem". Limbah urine sapi yang selama ini langsung dibuang ke aliran anak Sungai Lusi berpotensi memicu terjadinya pencemaran dan menurunnya kualitas air.