Kamis 14 Dec 2023 07:07 WIB

Solusi Iklim yang Ditawarkan Capres-Cawapres Dinilai Masih Normatif

Pasangan capres-cawapres sudah memasukkan agenda lingkungan dalam programnya.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Pasangan capres cawapres memang telah memasukkan agenda lingkungan hidup dan krisis iklim dalam dokumen yang didaftarkan ke KPU.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pasangan capres cawapres memang telah memasukkan agenda lingkungan hidup dan krisis iklim dalam dokumen yang didaftarkan ke KPU.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komitmen kuat dari para capres cawapres yang akan berkontestasi di Pemilu 2024 untuk mengatasi perubahan iklim dinilai sangat krusial. Namun sayangnya, solusi perubahan iklim yang ditawarkan dalam dokumen visi misi para capres dinilai hanyalah solusi palsu.

Hal itu diungkap oleh Ketua Political Working Group Greenpeace Indonesia, Khalisah Khalid. Menurut Khalisah, pasangan capres cawapres memang telah memasukkan agenda lingkungan hidup dan krisis iklim dalam dokumen yang didaftarkan ke KPU. Namun, menurut analisisnya, dokumen tersebut masih sangat normatif dan tidak tegas.

Baca Juga

“Kami melihat para Capres dan Cawapres tidak secara tegas menyebutkan agenda keluar dari ekonomi ekstraktif (dan membangun ekonomi yang berkeadilan dan berkelanjutan,” kata Khalisah saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (13/12/2023).

Pelabelan “solusi palsu” juga didasarkan pada tidak adanya komitmen yang kuat dari Capres Cawapres dalam penegakkan hukum terhadap kejahatan lingkungan hidup. Menurut Khalisah, semua Capres Cawapres tidak berkomitmen secara tegas untuk menindak para penjahat lingkungan hidup.

“Yang mana kita tahu pelakunya adalah korporasi skala besar yang berkelindan dengan kekuasaan dan institusi politik. Jadi kami melihat solusi-solusi dari persoalan krisis iklim yang ditawarkan adalah solusi palsu,” tegas Khalisah.

Khalisah menduga, ketidaktegasan itu dilatarbelakangi oleh keterkaitan para Capres-Cawapres dengan kepentingan oligarki dibaliknya, atau bahkan secara langsung berkelindan dengan bisnis ekstraktif (usaha untuk mengambil hasil alam secara langsung).

Sementara itu, Khalisah juga melihat bahwa masyarakat terutama generasi Z dan milenial memiliki kepedulian yang besar terhadap isu perubahan iklim. Dan berkat desakan dari publik, KPU juga telah memasukan isu lingkungan hidup dan iklim dalam debat keempat.

“Dari sini, kami menantang agar para kandidat bisa secara langsung menyampaikan visi misi dan gagasannya pada penyelesaian problem struktural lingkungan hidup dan sumber daya alam, kepada publik, termasuk aksi iklim yang ambisius untuk bisa menjaga suhu bumi di bawah 1,5 derajat celcius. Apakah mereka berani melakukan koreksi mendasar atas kebijakan ekonomi dan politik yang ekstraktif,” tegas Khalisah.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement