Sabtu 30 Dec 2023 13:50 WIB

Kolombia Izinkan Masyarakat Pedalaman Produksi Energi Terbarukan

Hanya satu persen dari seluruh energi di Kolombia berasal dari energi terbarukan.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Sejauh ini, hanya 1 persen dari energi di Kolombia yang berasal dari sumber-sumber alternatif.
Foto: VOA
Sejauh ini, hanya 1 persen dari energi di Kolombia yang berasal dari sumber-sumber alternatif.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kolombia telah menyetujui peraturan yang mendorong masyarakat lokal dan kelompok masyarakat adat untuk memproduksi energi melalui sumber-sumber terbarukan dan menjualnya ke jaringan listrik nasional. Sejauh ini, hanya 1 persen dari energi negara ini yang berasal dari sumber-sumber alternatif.

Para pemimpin masyarakat, termasuk masyarakat Afro-Kolombia, sekarang dapat menjalin kemitraan dengan perusahaan publik dan swasta. Mereka dapat bekerja sama untuk menghasilkan listrik dari ladang angin, proyek pembangkit listrik tenaga air kecil, dan bahan bakar nabati.

Baca Juga

Presiden sayap kiri Kolombia, Gustavo Petro, mengatakan bahwa ia ingin mendiversifikasi matriks energi negara tersebut. Awal bulan ini, pemerintah membuka penawaran untuk ladang angin lepas pantai pertamanya.

Dilansir dari BBC, Sabtu (30/12/2023), lebih dari 70 persen tenaga listrik di negara ini saat ini dihasilkan oleh bendungan-bendungan pembangkit listrik tenaga air yang besar, yang memiliki dampak yang signifikan terhadap masyarakat dan lingkungan.

Selain itu, lebih dari 50 proyek pembangkit listrik tenaga angin dan surya telah diumumkan di Kolombia sejak tahun 2019, dengan rencana pembangkitan sekitar 2,43 gigawatt untuk energi angin dan 0,1 gigawatt untuk energi surya. Namun demikian hingga kini belum ada yang beroperasi.

Beberapa perusahaan - termasuk Enel dari Italia - telah menunda proyek-proyek tersebut tanpa batas waktu, menyalahkan protes lokal yang menghambat investasi senilai miliaran dolar AS, demikian menurut laporan Reuters.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement