Rabu 03 Jan 2024 07:00 WIB

Belajar tidak Meminta Imbalan!

Dunia kita adalah dunia syariat yang compang-camping.

Rep: republika.id/ Red: republika.id
.

“Kayfa Tathlubul ‘Iwadla ‘Alaa ‘Amalin Huwa Mutashoddiqun Bihii ‘Alayka— Bagaimana bisa kau tuntut imbalan suatu amal padahal Allah yang menyedekahkan amal itu kepadamu …?” --Ibnu Athoillah— Sering kita dengar dan kita baca keterangan bahwa Allah SWT adalah Pemilik Tunggal segala macam pujian. Setiap kita memuji seseorang karena kebaikan  budinya, maka pujian itu hakikatnya adalah...

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement