Rabu 03 Jan 2024 16:55 WIB

Tak Hanya Bahaya Bagi Kesehatan, Penggunaan Vape Juga Ancam Lingkungan

Vape menggunakan baterai yang sangat sulit untuk didaur ulang.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Vape juga berpotensi merusak lingkungan karena memakai baterai yang sulit didaur ulang (ilustrasi).
Foto: Newatlas
Vape juga berpotensi merusak lingkungan karena memakai baterai yang sulit didaur ulang (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah penelitian baru menemukan bahwa vape pen sekali pakai dapat menimbulkan ancaman lingkungan yang serius. Para ilmuwan telah menemukan bahwa rokok elektrik sekali pakai mengandung baterai yang dapat bertahan selama ratusan siklus bahkan setelah dibuang.

Penelitian ini dilakukan oleh tim dari University College London (UCL) dan University of Oxford, dengan dukungan dari The Faraday Institution.

Baca Juga

"Yang mengejutkan bagi kami adalah hasil yang menunjukkan seberapa lama baterai ini berpotensi untuk digunakan. Ketika Anda menggunakan tingkat pengisian yang rendah, baterai litium-ion pada rokok elektrik sekali pakai ini dapat mempertahankan lebih dari 90 persen kapasitas selama lebih dari 700 siklus. Baterai ini sering kali dibuang meskipun memiliki kemampuan yang baik, sehingga berkontribusi terhadap limbah lingkungan," kata Profesor Paul Shearing, dari University of Oxford dan UCL.

Popularitas rokok elektrik sekali pakai di Inggris telah meroket sejak 2021. Sebuah survei mencatat peningkatan 18 kali lipat dari Januari 2021 hingga April 2022, dengan penggunaan di kalangan anak berusia 18 tahun melonjak dari 0,4 persen menjadi 54,8 persen hanya dalam waktu 15 bulan. Lonjakan ini telah menyebabkan masalah pengelolaan limbah yang mendesak, dengan sekitar 1,3 juta perangkat dibuang setiap minggu di Inggris.