REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Satuan Polairud Polres Rokan Hilir (Rohil) dan TNI Angkatan Laut melakukan patroli bersama untuk mencegah kapal pengangkut pengungsi Rohingya memasuki perairan Riau. Kapolres Rohil AKBP Andrian Pramudianto menjelaskan, patroli dilakukan sehubungan ada dua kapal pengangkut pengungsi dihalau ke wilayah Sumatra Utara (Sumut).
Menurut dia, kemungkinan dia kapal itu masuk kembali ke perairan Riau pada Kamis (4/1/2024). "Ada indikasi kapal yang membawa etnis Rohingya masuk ke perairan Riau. Kami laksanakan patroli gabungan di perairan Sinaboi dan Panipahan," katanya dalam siaran pers di Pekanbaru, Jumat (5/1/2024).
Patroli diawali dengan apel pengarahan yang diikuti para personel yang turut serta. Selain melakukan patroli, personel juga mengimbau para nelayan untuk segera menghubungi call center pos TNI AL terdekat apabila melihat ada sekelompok orang yang diduga pengungsi Rohingya.
Diketahui sebanyak 11 orang dari etnis Rohingya dan 11 WNI yang akan menyeberang ke Malaysia secara ilegal digagalkan keberangkatannya oleh Polres Rohil, Rabu (3/1/2024).Andrian menyampaikan, sebanyak 22 orang datang dari Labuhan Batu, Sumut melalui jalur darat.
Hal itu diketahui saat personel Polsek Panipahan melihat segerombolan orang yang membawa tas sekitar pukul 03.00 WIB, dan dicurigai sebagai tenaga kerja Indonesia ilegal yang mau diberangkatkan. Mereka rencananya menyeberang ke Malaysia melalui Kepulauan Panipahan Darat, Kecamatan Pasir Limau Kapas, Kabupaten Rohil.
"Kita dapat info adanya dugaan tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Ternyata ada orang dari etnis Rohingya juga," terangnya.