Sabtu 06 Jan 2024 11:10 WIB

Produksi Obat-obatan Hasilkan Limbah Beracun, Berdampak Buruk Pada Lingkungan

Sebuah investigasi baru di Belanda dan Jerman tunjukkan limbah obat sangat berbahaya.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Produksi obat-obatan sintetik seperti ekstasi, speed, dan sabu menghasilkan limbah beracun dalam jumlah besar.
Foto: www.maxpixel.com
Produksi obat-obatan sintetik seperti ekstasi, speed, dan sabu menghasilkan limbah beracun dalam jumlah besar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Produksi obat-obatan sintetik seperti ekstasi, speed, dan sabu menghasilkan limbah beracun dalam jumlah besar, yang tidak hanya mengancam kesehatan manusia namun juga ekosistem alam. Hal ini merujuk pada sebuah investigasi terbaru yang dilakukan di Belanda dan Jerman.

Dalam temuannya, terungkap bahwa untuk memproduksi satu kilogram amfetamin, dihasilkan hingga 30 kilogram limbah beracun. Di Belanda, yang dikenal sebagai pusat produksi obat-obatan sintetis ilegal di Eropa, polisi setiap tahunnya menemukan sekitar 250 ribu kilogram limbah berbahaya ini.

Baca Juga

Yang mengejutkan, para ahli percaya bahwa jumlah ini hanya mewakili sepertiga dari total limbah yang dihasilkan, dan sisanya dibuang secara sembunyi-sembunyi oleh kelompok kriminal. Cara-cara mereka yang sembrono dan merusak, membuang produk sampingan beracun tersebut ke cagar alam, perairan, dan bahkan mencampurkannya dengan pupuk kandang, dan kemudian disebarkan ke ladang.

“Dampak dari praktik-praktik seperti ini sangat buruk. Limbah tersebut meresap ke dalam tanah, mencemari tanah dan sumber air, meracuni ikan, satwa liar, dan berpotensi memasuki rantai makanan manusia. Meskipun terdapat risiko besar, kesadaran masyarakat terhadap krisis lingkungan ini masih rendah, khususnya di Jerman, dimana kehadiran dan aktivitas kartel Belanda semakin diperhatikan,” kata para ahli seperti dilansir One Green Planet, Sabtu (6/1/2023).

Investigasi yang kemudian dijadikan film dokumenter itu menampilkan cuplikan eksklusif dari laboratorium obat terbesar yang ditemukan di Jerman, dan mengikuti polisi Belanda saat mereka menemukan metode pembuangan limbah produksi obat. Salah satu metode tersebut melibatkan sumur gali khusus, yang menimbulkan risiko besar bagi penduduk setempat.

Para ahli menegaskan bahwa masalah ini memerlukan perhatian dan tindakan segera dari penegak hukum dan otoritas setempat. Pasalnya, warisan beracun dari produksi obat-obatan terlarang bukan hanya masalah kejahatan dan kesehatan namun juga keadaan darurat lingkungan yang berdampak pada manusia.

“Ketika kita terus mengungkap lebih banyak tentang bahaya tersembunyi ini, ada satu hal yang jelas: polusi dari produksi obat-obatan sintetis merupakan ancaman yang semakin besar dan tidak bisa kita abaikan,” kata peneliti.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement