Ahad 14 Jan 2024 19:44 WIB

Wapres Ingatkan Jaga Lingkungan Tanggung Jawab Keagamaan

Penyelesaian kerusakan lingkungan perlu dicegah dan diatasi bersama.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ahmad Fikri Noor
Wakil Presiden Maruf Amin.
Foto: Republika/Prayogi
Wakil Presiden Maruf Amin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin mengingatkan masalah lingkungan hidup bukan hanya tanggung jawab kemanusiaan melainkan juga tanggung jawab keagamaan. Oleh karena itu, ia menilai penyelesaian kerusakan lingkungan perlu dicegah dan diatasi bersama.

Dia mengatakan, persoalan kerusakan lingkungan sekarang ini sudah menjadi masalah global mulai dari penyebab banjir hingga penurunan permukaan tanah.

Baca Juga

"Menurut pandangan keagamaan, masalah kerusakan harus dicegah, harus diperbaiki, karena alam ini sebenarnya sudah diciptakan oleh Allah dengan ukuran yang sudah tepat,” kata Wapres saat meluncurkan program "Tanara Clean Up" di Taman Batu Qur'an, Masjid Syech Nawawi Tanara, Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Ahad (14/1/2024).

Kiai Ma'ruf kemudian mengutip Al Quran Surat Al-Hijr Ayat 19 yang berbunyi Allah tumbuhkan di bumi segala sesuatunya menurut ukuran.

“Jadi, sudah ada ekosistemnya. Keseimbangannya sudah diciptakan,” kata Wapres.

Kerusakan itu, kata Kiai Ma'ruf, disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri, padahal Allah SWT sudah melarang manusia supaya tidak berbuat kerusakan di muka bumi sebagaimana tercantum dalam Al-Qur’an Surat A’rāf Ayat 56.

Wa lā tufsidū fil-arḍi ba‘da iṣlāḥihā. Jangan kamu merusak di bumi setelah diperbaiki oleh Allah, diatur secara terukur,” ujarnya.

Ia menuturkan, Allah SWT di dalam Al-Qur’an bahkan juga mencela orang-orang yang tidak melakukan pencegahan terhadap adanya kerusakan.

“Mengapa pada masa-masa yang lalu itu orang-orang yang mempunyai kekuatan, kemampuan tidak melarang kerusakan di bumi, membiarkan, tidak ikut memperbaiki, berpangku tangan terhadap bumi itu sudah dicela oleh Allah, apalagi kalau merusak,” katanya.

Sebab, lanjut dia, tindakan pembiaran seperti itu dapat menimbulkan bahaya yang besar bagi lingkungan, sementara sabda Rasulullah SAW melarang umat Islam untuk membahayakan diri sendiri dan juga orang lain.

La dharara wala dhirar, jangan membahayakan diri sendiri dan jangan membahayakan orang lain. Merusak lingkungan membahayakan diri sendiri, membahayakan orang lain, termasuk membuang sampah sembarangan yang dapat menimbulkan penyakit, penyakitnya kena dirinya sendiri, keluarganya, dan orang lain. Nah itu,” ujarnya.

Oleh karena itu, Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia inj mengemukakan, menghilangkan bahaya seringan apa pun adalah bagian dari iman.  Wapres menyinggung, iman itu tidak hanya mengucapkan “La ilaha illallah”, tetapi cabang dari iman terdapat lebih dari 60-70 sebagaimana sabda Rasulullah SAW.

Ia mencontohkan, seperti menyingkirkan batu atau duri di jalanan hingga menyingkirkan sampah yang dibuang sembarangan, itu juga termasuk bagian dari iman.

“Jadi, kalau orang yang membiarkan sampah itu tidak diangkat, dibiarkan, apalagi yang membuang, yang membiarkan saja, tidak mengambil itu sudah dianggap kalau tidak beriman, ya paling tidak imannya kurang,” ujarnya.

Untuk itulah, Wapres menekankan, pekerjaan membersihkan lingkungan adalah minal iman, cabang dari iman.

“Ini tinjauan keagamaannya begitu. Jadi, bukan hanya kemanusiaan, tapi juga keagamaan,” tuturnya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement