Selasa 16 Jan 2024 15:01 WIB

Polandia Berencana Akhiri Penggunaan Bahan Bakar Batu Bara

Polandia mendapatkan sekitar 70 persen listrik dari batu bara.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Tambang batu bara (ilustrasi).
Foto: AP Photo/Matthew Brown
Tambang batu bara (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polandia berencana untuk menetapkan waktu berakhirnya pembangkit listrik berbahan bakar batu bara. Hal ini diumumkan oleh Sekretaris Negara di Kementerian Iklim dan Lingkungan Hidup Urszula Zielinska, yang menandai pergeseran dari sikap pemerintah sebelumnya dalam hal perubahan iklim.

Pemilihan umum Polandia pada Oktober 2023 mengakhiri delapan tahun kekuasaan partai Prawo i Sprawiedliwosc (PiS), dan menghasilkan pemerintahan baru yang menurut Zielinska akan meningkatkan upaya-upaya lingkungan hidup, termasuk tanggal penghentian penggunaan tenaga batu bara.

Baca Juga

"Hanya dengan menetapkan waktu berakhirnya batu bara, kita dapat merencanakan, masyarakat dapat merencanakan. Jadi ya, tentu saja, kami akan berusaha menetapkan end date," kata Zielinska seperti dilansir Reuters, Selasa (16/1/2024).

Polandia mendapatkan sekitar 70 persen listriknya dari batu bara, bahan bakar fosil yang paling banyak menghasilkan CO2. Meskipun di sisi lain, Polandia telah meningkatkan pembangkit listrik tenaga angin dan matahari dalam beberapa tahun terakhir.

Pemerintah sebelumnya telah menyetujui sebuah perjanjian dengan serikat pekerja untuk tetap menambang batu bara hingga tahun 2049. Namun, para ilmuwan mengatakan bahwa pengurangan emisi dari pembakaran batu bara sangat diperlukan dalam dekade ini untuk menghindari perubahan iklim yang parah. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah mendesak semua negara yang tergabung dalam Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) untuk menghentikan penggunaan batu bara secara bertahap pada tahun 2030.

Zielinska, yang diangkat pada Desember, mengatakan bahwa pemerintahan yang baru sedang meninjau kembali rencana iklim dan energi Polandia. Ia juga menyatakan bahwa setiap perubahan akan mendukung para pekerja dan industri yang terkena dampak.

"Semuanya sedang direvisi dengan tujuan untuk meningkatkan upaya, serta untuk mengamankan orang-orang yang mungkin paling terdampak, industri-industri juga, untuk memastikan bahwa industri-industri tersebut benar-benar bertransisi dengan lancar ke cabang-cabang baru yang lebih ramah lingkungan," ujar dia.

Komentarnya merupakan perubahan nada dari Polandia, yang telah menentang langkah-langkah lingkungan tertentu di Uni Eropa. Warsawa membawa Brussels ke pengadilan tahun lalu dalam upaya untuk membatalkan kebijakan iklim Uni Eropa, termasuk larangan tahun 2035 untuk mobil-mobil baru yang mengeluarkan CO2.

Zielinska mengatakan bahwa Warsawa juga siap untuk menerima target Uni Eropa untuk mengurangi emisi hingga 90 persen pada tahun 2040, dan akan mendorong untuk memastikan bahwa dampaknya terhadap masyarakat dapat diatasi. Namun, dalam komentar yang diterbitkan pada hari Senin di platform media sosial X, ia tampaknya melunakkan nadanya.

"Namun, ini tidak berarti bahwa kita sudah memiliki deklarasi yang jelas mengenai target pengurangan emisi untuk tahun 2040 pada tahap yang sangat awal," tulis dia.

"Hari ini, kami menyatakan keterbukaan terhadap negosiasi dan pengumuman pendekatan konstruktif Polandia terhadap kebijakan iklim. Posisi pemerintah pada target iklim 2040 akan dikembangkan setelah proposal rinci Komisi diumumkan,” kata Zielinska.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement