REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandora (PNDORA.CO), produsen perhiasan terbesar di dunia berdasarkan jumlah produk yang terjual, telah berhenti menggunakan perak dan emas yang ditambang. Kini mereka hanya memproduksi perhiasan dengan logam mulia daur ulang, yang membutuhkan lebih sedikit energi untuk memproduksinya.
Perusahaan asal Denmark yang populer dengan bracelet seharga 65-95 dolar AS ini membeli sekitar 340 ton perak dan satu ton emas setiap tahunnya. Rantai pasokannya menghasilkan 264.224 ton gas karbon dioksida (CO2) pada tahun 2022, menurut laporan tahunannya.
“Menggunakan logam daur ulang, alih-alih logam yang baru ditambang, dapat mengurangi emisi CO2 tidak langsung Pandora sekitar 58 ribu ton per tahun,” kata Mads Twomey-Madsen, wakil presiden senior bidang komunikasi dan keberlanjutan Pandora, seperti dikutip Reuters, Sabtu (3/2/2024).
Namun demikian, rantai pasokan logam daur ulang juga memiliki risiko, karena emas yang dicuri dapat dijual sebagai barang bekas untuk daur. Selain itu, sulit juga untuk membuktikan asal-usul logam yang telah dilebur.
Untuk mengurangi risiko tersebut, Pandora menggunakan standar rantai pengawasan yang dikembangkan oleh Responsible Jewellery Council (RJC). Standar tersebut, misalnya, mengecualikan koin emas dan emas batangan sebagai sumber emas daur ulang.
Pandora, yang mengklaim telah mencapai 100 persen perak dan emas daur ulang pada bulan Desember, menginvestasikan sekitar 10 juta dolar AS per tahun untuk transisi ini. Menurut Twomey-Madsen, biaya yang akan diserap oleh Pandora ini tidak akan dibebankan pada konsumen melalui kenaikan harga.
"Kami membayar premium untuk daur ulang, karena kami juga perlu membantu para pemasok kami untuk melakukan transisi ini," kata dia. Pandora menolak untuk memberikan informasi lebih lanjut mengenai premi tersebut.
Pandora mewajibkan para pemasoknya untuk dinilai berdasarkan standar RJC oleh auditor independen, termasuk mendokumentasikan sumber perak daur ulang. Sebagai bagian dari transisi, para pemasok Pandora harus memisahkan logam daur ulang bersertifikat dari yang tidak bersertifikat.
Pandora, yang menjual 103 juta keping perhiasan pada tahun 2022, memproduksi perhiasan di dua pabrik di Thailand dan sedang membangun pabrik ketiga di Vietnam. Pesaingnya seperti Monica Vinader dan Missoma juga mengiklankan penggunaan 100 persen perak dan emas daur ulang.
Kilang logam mendaur ulang perak dari katalis industri, sinar-X, peralatan elektronik, dan peralatan perak tua. Mereka mendapatkan emas daur ulang dari limbah pembuatan perhiasan dan perhiasan lama.