Oleh : Abu Hasan Mubarok
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Musibah merupakan bentuk ujian. Ketika seseorang mendapati suatu musibah, terkadang ada yang bisa berhasil dalam menjalani musibah, ada pula yang gagal. Bagi yang berhasil, dia akan naik ke level kehidupan berikutnya, sebaliknya, bagi yang gagal, dia akan tetap di level tersebut dan bahkan terperosok jauh ke bawah.
Tentu, setiap manusia menghendaki kesuksesan itu. Menginginkan mampu dan berhasil dalam menjalani ujian tersebut. Di dalam al qur’an surat al Hadid ayat 22, Allah swt berfirman:
مَاۤ أَصَابَ مِن مُّصِیبَةࣲ فِی ٱلۡأَرۡضِ وَلَا فِیۤ أَنفُسِكُمۡ إِلَّا فِی كِتَـٰبࣲ مِّن قَبۡلِ أَن نَّبۡرَأَهَاۤۚ إِنَّ ذَ ٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ یَسِیرࣱ
Artinya: dan tidaklah suatu musibah yang ada di bumi dan pada diri kalian, melainakn telah tercatat/ditentukan di dalam kitab sebelum musibah itu terjadi. Bagi Allah, hal itu amatlah mudah.
Dari ayat di atas, jelas bahwa setiap peristiwa yang terjadi pada diri manusia atau di alam ini telah ditentukan dan ditetapkan oleh Sang Maha Pencipta, Allah swt sebelum peristiwa itu terjadi.
Kalau musibah itu berasal dari Allah swt, sedangkan Allah swt itu Maha Menyelamatkan, tentu Allah swt telah memiliki rumus atau kunci agar kita selamat dari ujian/musibah tersebut.
Disebutkan di dalam al qur’an surat al Imron ayat 120 yang berbunyi:
وَإِن تَصۡبِرُوا۟ وَتَتَّقُوا۟ لَا یَضُرُّكُمۡ كَیۡدُهُمۡ شَیۡـًٔاۗ
Artinya: dan jika kalian bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka tidak akan menyusahkan kamu sedikitpun.
Ayat ini menjadi kunci keberhasilan akan dua hal rumus dalam menghadapi ujian/musibah, yaitu kesabaran dan ketakwaan.