REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Uni Eropa mungkin perlu melakukan lebih banyak cara untuk mengarahkan dana swasta ke dalam investasi yang berkelanjutan, atau Uni Eropa akan gagal mencapai target net zero ekonomi. Hal ini diungkap dalam sebuah dokumen diskusi Uni Eropa.
Eksekutif Komisi Eropa mengatakan dalam dokumen diskusi informal bahwa sumber-sumber swasta harus menyediakan sebagian besar pembiayaan untuk transisi rendah karbon.
"Meskipun ada beberapa hasil nyata yang menjanjikan di lapangan dalam hal pendanaan yang mengalir ke aktivitas yang membantu dekarbonisasi ekonomi kita, tampaknya tidak pasti apakah tren saat ini akan cukup untuk memenuhi tujuan jangka panjang kita," kata dokumen tersebut seperti dilansir Reuters, Senin (19/2/2024).
Dokumen itu juga mengatakan perlunya upaya-upaya yang lebih besar untuk membantu mengarahkan dan memperkuat dampak dari dana-dana swasta. Namun demikian dokumen itu tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai pandangan-pandangan negara anggota.
Uni Eropa telah memperkenalkan taksonomi atau panduan tentang investasi berkelanjutan, aturan-aturan untuk obligasi hijau, yang digunakan untuk membiayai investasi yang bertanggung jawab secara sosial, dan disclosure ESG yang diwajibkan bagi perusahaan-perusahaan untuk membantu para investor.
Menurut Komisi Eropa, aturan-aturan ini akan terus disempurnakan untuk penerapan yang lebih luas di seluruh perekonomian. Sementara itu, Inggris juga telah mengambil langkah-langkah untuk mendorong komitmen investasi berkelanjutan oleh perusahaan asuransi dan dana pensiun.
Dokumen Uni Eropa juga menyoroti kekhawatiran mengenai tantangan-tantangan struktural yang dihadapi oleh industri jasa keuangan. Meskipun sudah bertahun-tahun dilakukan reformasi untuk menciptakan serikat pasar modal, hanya sedikit pelaku pasar yang beroperasi di luar pasar nasional mereka.
“Karakter nasional infrastruktur pasar, perbedaan nasional dalam pengawasan dan penegakan hukum, perpajakan dan undang-undang kepailitan, tampaknya menghalangi perusahaan-perusahaan untuk mengeksploitasi potensi pasar tunggal Uni Eropa," kata dokumen tersebut.
Dokumen ini meminta pandangan negara-negara Uni Eropa untuk mengatasi hambatan-hambatan konsolidasi di beberapa bidang jasa keuangan. Di sisi lain, bulan ini Uni Eropa bulan ini menyetujui sebuah undang-undang untuk mengakhiri ketergantungan besar pada kliring derivatif euro di London pasca-Brexit.
Karena Brexit menciptakan pesaing besar bagi Uni Eropa, Brussels ingin mengidentifikasi area-area lain di bidang keuangan yang dapat mengakhiri ketergantungan yang berlebihan pada penyedia layanan negara ketiga yang dapat mengurangi bobot geopolitik Uni Eropa.