Rabu 21 Feb 2024 12:46 WIB

Satelit Merah Putih 2: Dari Luar Angkasa untuk Indonesia Maju

Satelit Merah Putih 2 semakin mempercepat layanan akses internet.

PT Telkom Indonesia baru saja meluncurkan satelit Merah Putih 2 dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat (AS), di landasan Space X milik Elon Musk.
Foto: Elba Damhuri
PT Telkom Indonesia baru saja meluncurkan satelit Merah Putih 2 dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat (AS), di landasan Space X milik Elon Musk.

Oleh : Elba Damhuri, Pemimpin Redaksi Republika

Laporan langsung dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat

PT Telkom Indonesia baru saja meluncurkan satelit Merah Putih 2 dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat (AS), di landasan Space X milik Elon Musk. Satelit komunikasi dengan masa hidup 15 tahun ini diterbangkan dengan roket Falcon 9 SpaceX.

Sebelumnya, Telkom telah meluncurkan satelit Merah Putih 1 pada 2018 dari tempat peluncuran yang sama. Peluncuran satelit yang diproduksi Thales Alenia Space asal Prancis ini bertujuan untuk memperkuat konektivitas di seluruh Indonesia dan memperluas digitalisasi terutama di wilayah pedalaman, tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan 17 ribuan lebih pulau dan 270 juta penduduk membutuhkan koneksi antarwilayah yang jauh lebih baik. Dengan menggunakan frekuensi C-Band dan Ku-Band, maka satelit Merah Putih 2 ini tidak hanya melayani penggunaan data dan internet kepada masyarakat di pelosok, namun juga semakin mempercepat layanan akses internet.

Dirut Utama Telkom, Ririek Adriansyah, menyebutkan layanan dan konektivitas digital ini makin diperluas dan memberikan implikasi besar bagi sektor-sektor kehidupan lain. Kedaulatan digital Indonesia dan proses digitalisasi makin terjaga dengan kehadiran Merah Putih 2 berkapasitas 32 GBps ini.

"Telkom Indonesia berkomitmen menjadi pemimpin dalam layanan satelit di Indonesia," kata Ririk dalam perbincangan di Florida pada Selasa (20 Februari) waktu AS.

Bersama dengan anak perusahaannya, Telkomsat, Ririek berharap Merah Putih 2 akan mendukung pemerataan konektivitas di seluruh Indonesia dan melengkapi infrastruktur darat dan laut yang dimiliki Telkom.

Apalagi, ada potensi ekonomi dan bisnis sangat besar dari industri teknologi satelit komunikasi ini. Perusahaan teknologi global, ABI Research, memproyeksikan jumlah pengguna komunikasi satelit (satcom) di Asia Tenggara berpotensi melampaui 1,8 juta pengguna dan menghasilkan pendapatan layanan lebih dari 2,1 miliar dolar AS atau Rp 32,7 triliun pada 2028.  

Bryce Tech menyebutkan pada 2022 nilai ekonomi ruang angkasa global mencapai 384 miliar dolar AS di mana sebesar 281 miliar dolar (73 persen) di antaranya menjadi pangsa pasar industri satelit. Tak heran jika investasi besar ditanamkan di industri ini dengan pemimpin pasarnya adalah AS, Eropa, dan China. 

Negara-negara lain seperti Jepang, India, termasuk Indonesia berada di urutan berikutnya. Dan jika dalam 60 tahun sebelumnya hanya ada 11 ribu peluncuran satelit global, maka hingga 2030 ini diperkirakan ada 60 ribu sampai 100 ribu peluncuran satelit termasuk yang dilakukan Indonesia baik melalui BUMN seperti Telkom maupun satelit milik pemerintah seperti Satria.

Jadi, satelit Merah Putih 2 ini memiliki arti penting dan strategis bagi Indonesia. Menteri BUMN Erick Thohir pun mengaku bangga dengan peluncuran satelit Merah Putih 2 ini. 

"Satelit Merah Putih semakin memperkuat pemerataan teknologi, memperluas digitalisasi, dan membangun ekonomi sosial masyarakat hingga ke pelosok daerah," sebut Erick Thohir dalam pesan singkatnya.

Erick Thohir ingin seluruh masyarakat Indonesia bisa merasakan manfaat internet. Bagi pemerintah, kata Erick, ini usaha agar masyarakat bisa belajar dan juga meningkat kemampuannya dengan internet untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. 

Erick menyampaikan Satelit Merah Putih 2 yang segera diluncurkan berkapasitas raksasa hingga 32Gbps dan membawa transponder aktif terdiri dari frekuensi C-band, dan Ku-band yang akan menjangkau seluruh area Indonesia. Satelit ini, merupakan komitmen BUMN melalui PT Telkom Indonesia untuk melakukan pemerataan konektivitas di seluruh Indonesia. 

Satelit Merah Putih 2 menggunakan teknologi high throughput satellite (HTS). Dalam bahasa umumnya, HTS ini menyediakan transfer data lebih banyak daripada satelit komunikasi klasik fixed-satellite service (FSS). 

Kapasitas transfer satelit ini bisa 2-100 kali lipat kapasitas FSS. Hal inilah yang membuat HTS menawarkan biaya per bit jauh lebih murah. Selain internet stabil dan menjangkau lebih luas wilayah, teknologi HTS berdampak pada lebih murahnya biaya internet dan data.

Komunikasi yang lebih murah ini sangat memungkinkan mengingat teknologi spot beam yang dimiliki satelit komunikasi jenis ini. Dengan demikian, perusahaan atau konsumen dapat menghemat biaya operasional untuk kebutuhan konektivitas.

Teknologi HTS menawarkan frekuensi yang lebih tinggi yang berarti konsumen dapat mengunduh dan mengakses konten-konten berukuran besar (seperti video, siaran langsung, dll) yang terhubung ke backbone satelit dengan lebih cepat dan mulus.

Dengan peluncuran satelit Merah Putih 2 ini, mimpi Indonesia menjadi pemain utama industri satelit, misi menjaga serta memperkuat kedaulatan digital, target pemerataan digitalisasi, dan semangat melahirkan efek luas bagi masyarakat bisa makin terwujud.

Dengan adanya satelit Merah Putih 2 ini ruang jangkauan koneksi internet makin meluas yang mencakup 97-98 persen orang Indonesia. Kesenjangan digital yang selama ini masih terjadi kini bisa dikurangi. 

Indonesia makin menyatu, makin berkembang, makin berdaulat, dan makin kuat. Selamat kepada Telkom Indonesia atas peluncuran satelit Merah Putih 2 ini.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement