REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Minyak zaitun mengalami kenaikan harga yang mengejutkan, terutama di negara-negara Eropa selatan tempat minyak ini diproduksi. Menurut laporan Eurostat, harga minyak zaitun di Uni Eropa pada Januari 2024 naik 50 persen dibandingkan dengan Januari 2023.
Pada bulan Januari 2024, setiap negara Uni Eropa melaporkan kenaikan yang cukup besar dalam inflasi tahunan untuk minyak zaitun, dengan Portugal melaporkan lonjakan tertinggi diikuti Yunani dan Spanyol.
Portugal mengalami lonjakan paling signifikan, mencatatkan kenaikan 69,1 persen dibandingkan dengan Januari 2023, jauh di atas rata-rata 50 persen di Uni Eropa. Diikuti oleh Yunani dengan kenaikan 67 persen.
Adapun di Spanyol, produsen minyak zaitun terbesar di dunia, harga melonjak 62,9 persen pada Januari dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Di seluruh Uni Eropa, kenaikan harga tahunan dipercepat pada paruh kedua tahun lalu dari 37 persen di bulan Agustus menjadi 51 persen di bulan November, yang merupakan puncaknya.
Sementara itu, Rumania mengalami kenaikan harga terendah di Uni Eropa (namun masih 13 persen), dengan Swiss dari luar blok tersebut berada di urutan terakhir. Eurostat tidak melaporkan data apapun untuk Inggris.
Sebagian besar inflasi yang meningkat tajam terjadi dalam dua tahun terakhir dan terutama disebabkan oleh kekeringan dan gelombang panas ekstrem di negara-negara seperti Spanyol, yang produksinya berkurang separuh pada tahun 2023.
Secara tradisional ada permintaan yang sangat besar di negara-negara Mediterania, yang mendorong harga lebih jauh, dan di Spanyol misalnya, 80 persen minyak zaitun diproduksi untuk diekspor.
Lantas apakah minyak zaitun akan mengalami peningkatan lagi? Dilansir Euro News, Selasa (5/3/2024), diperkirakan harga minyak zaitun global akan semakin meningkat, seiring kekeringan telah melanda tahun panen 2023/2024 yang secara resmi dimulai pada tanggal 1 Oktober 2023.
Para pejabat di Spanyol memperkirakan produksi akan tetap di bawah satu juta ton untuk panen dua kali berturut-turut, yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Serikat petani terkemuka di Spanyol, Cooperativas Agro-alimentarias, yang dikutip oleh Olive Oil Times, memperkirakan bahwa produksi akan meningkat menjadi 755 ribu, yang masih di bawah rata-rata. Namun ini merupakan peningkatan dari hasil panen yang sangat rendah pada tahun panen sebelumnya, yaitu 664.033 ton.