REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ratusan aktivis iklim melakukan aksi protes terhadap pabrik milik kelompok bahan kimia Arkema di dekat Lyon, Prancis Tenggara, yang dituding telah mencemari lingkungan. Masa aksi juga sempat mendobrak masuk ke pabrik tersebut, yang menyebabkan delapan aktivis ditangkap polisi.
"Sebuah aksi dilakukan oleh para aktivis radikal terhadap perusahaan Arkema di Pierre Bénite pada sore hari. Polisi dengan cepat turun tangan untuk mencegah kerusakan dan delapan orang telah ditangkap," kata seorang pejabat pemerintah untuk wilayah Auvergne-Rhone seperti dilansir Reuters, Selasa (3/5/2024).
Rekaman video dari gerakan iklim Extinction Rebellion dan dari BFM TV menunjukkan para aktivis berpakaian putih menerobos masuk ke dalam pabrik tersebut.
Para aktivis juga menuliskan kata "pembunuh" dengan cat merah di pabrik yang dituding melepaskan PFAS (per-and polyfluoroalkyl substances), yang tidak dapat terurai secara hayati.
Dalam sebuah pernyataan yang mengutuk tindakan tersebut, Arkema mengatakan bahwa timnya kini memeriksa lokasi untuk memastikan keamanannya serta menilai kerusakan.
Pada bulan Desember 2022, pabrik Pierre Benite menjadi sasaran aksi serupa. Arkema mengatakan akan kembali mengajukan keluhan.
Perusahaan mengklaim bahwa pihaknya telah berinvestasi agar pabrik dapat berhenti menggunakan aditif berflourinasi pada akhir tahun 2024, dan telah mulai menggunakan larutan filtrasi yang dapat mengurangi emisinya hingga lebih dari 90 persen.