REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sedikitnya 126 aktivis hak asasi manusia dan lingkungan dibunuh di Amerika Latin pada tahun 2023. Hal ini merujuk data dari Pengadilan Hak Asasi Manusia Inter-Amerika (IACHR) yang diterbitkan pada Selasa, sesuai dengan angka tahun sebelumnya.
IACHR, sebuah badan otonom dari Organisasi Negara-Negara Amerika yang berbasis di Washington, menyatakan keprihatinannya atas tingkat kekerasan yang tinggi terhadap para aktivis hak asasi manusia di wilayah tersebut, di mana 54 pembunuhan dilaporkan hanya dalam tiga bulan terakhir tahun ini.
"Seperti tahun-tahun sebelumnya, kekerasan ini terutama ditujukan kepada mereka yang membela tanah dan lingkungan, serta para pemimpin kelompok-kelompok masyarakat adat dan masyarakat keturunan Afrika," kata IACHR dalam sebuah pernyataan seperti dilansir Reuters, Rabu (6/3/2024).
Kolombia adalah negara paling mematikan bagi para aktivis lingkungan dan hak asasi manusia, dengan jumlah pembunuhan meningkat menjadi 34 kasus pada tahun lalu dari 26 kasus pada tahun 2022.
Brazil berada di urutan kedua dengan 10 pembunuhan, diikuti oleh Meksiko dengan empat pembunuhan, dan Guatemala, Honduras, dan Peru masing-masing dengan tiga, dua, dan satu pembunuhan.
Sementara itu, IACHR mengapresiasi Meksiko atas peningkatan anggaran yang ditujukan untuk memperkuat program pemerintah dalam melindungi aktivis HAM dan jurnalis, sambil menyatakan keprihatinan atas pembunuhan empat aktivis HAM.