REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di zaman sekarang ini, siapa yang tidak menggunakan plastik? Masyarakat dan plastik memiliki hubungan yang tak terpisahkan. Lebih dari 100 tahun, plastik berbahan dasar minyak bumi buatan manusia telah berubah dari bahan yang awalnya dianggap "ajaib" menjadi perusak lingkungan.
Setelah beberapa dekade, pemerintah di berbagai negara mulai melarang penggunaan kantong plastik polimer. Sebagai penggantinya, masyarakat didorong untuk beralih ke plastik ramah lingkungan.
Plastik ramah lingkungan adalah plastik yang terbuat dari bahan dasar alam seperti tepung jagung, tepung terigu, dan bahan organik lainnya. Plastik ramah lingkungan dapat terurai secara alami dan menjadi kompos ketika dibuang ke tanah.
Secara umum, ada tiga kategori plastik ramah lingkungan, yaitu bioplastik, plastik yang dapat terurai secara hayati (biodegradable plastic), dan plastik daur ulang. Berikut uraiannya seperti dilansir dari This is Plastics, Jumat (8/3/2024).
1. Bioplastik
Bioplastik adalah jenis plastik polimer yang dibuat dengan sumber daya terbarukan dan mampu terurai secara alami. Plastik berbasis hayati atau bioplastik terbuat dari tumbuhan seperti bahan tepung yang berasal dari kentang atau jagung. Kemudian, pati jagung ditambahkan PLA (polylactic acid), PHA (polyhydroxyalkanoic), serta bahan baru yang inovatif seperti Notpla, larutan yang terbuat dari rumput laut.
Bahan PLA yang terbuat dari pati jagung sangat digemari oleh para produsen kemasan plastik. Alasannya, jika dibandingkan dengan plastik konvensional, bioplastik mengurangi 70 persen emisi karbon saat diproses di TPA. Selain itu, plastik berbahan dasar bioplastik 30 persen lebih hemat energi saat diproduksi. Dengan demikian, produsen kemasan dapat menghemat biaya.
2. Plastik biodegradable
Selanjutnya, kategori plastik ramah lingkungan adalah plastik biodegradable. Jenis plastik ramah lingkungan ini dibuat sebagian atau seluruhnya dari minyak bumi yang tidak dapat diperbaharui. Plastik biodegradable ditambahkan ke dalam campuran bahan kimia yang menyebabkannya lebih cepat terurai ketika terkena cahaya, oksigen, kelembapan, atau panas.
Bahan utama yang ditambahkan dalam plastik biodegradable adalah polybutylene adipate terephthalate (PBAT) dan polybutylene succinate (PBS). Kedua bahan tersebut berbasis minyak bumi yang sering digunakan untuk kemasan produk, pelapis gelas kertas, dan film. Secara umum, plastik biodegradable dipandang sebagai plastik yang ramah lingkungan.
3. Plastik Daur Ulang
Sementara itu, kategori ketiga adalah plastik daur ulang. Sejenis plastik ramah lingkungan yang terbuat dari campuran persentase plastik berbasis minyak bumi yang didaur ulang.
Misalnya, botol plastik PET (polyethylene terephthalate) yang didaur ulang menjadi botol rPET. Atau, mendaur ulang tas bekas kantong belanja yang terbuat dari HDPE (high-density polyethylene) menjadi papan dek atau bangku taman.
Umumnya, produk plastik daur ulang masih dianggap sebagai plastik konvensional atau bukan plastik yang ramah lingkungan. Sebab, masih sulit terurai secara alami. Namun, plastik daur ulang dinilai memberikan dampak positif untuk mengurangi sampah plastik.