REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ratusan burung laut guillemot ditemukan mati di pantai-pantai Atlantik Prancis. Para ahli lingkungan memprediksi, burung-burung itu kelelahan akibat badai musim dingin yang luar biasa hebatnya dan membuat mereka tidak dapat mencari makan.
Lebih dari 500 guillemot - burung laut yang masih berkerabat dengan penguin dan puffin - telah ditemukan mati di sepanjang pantai Atlantik Prancis sejak awal tahun 2024, menurut perkiraan Liga Burung Prancis (LPO).
Antoine Prevel, seorang sukarelawan untuk organisasi nirlaba Sea Shepherd France, mengatakan bahwa burung guillemot yang terdampar di pantai biasa terjadi terjadi saat musim dingin, tetapi tidak sampai pada skala yang terjadi pada beberapa pekan terakhir.
Para ilmuwan mengatakan kemungkinan besar burung-burung tersebut mati karena kelelahan akibat kondisi sulit di laut.
“Perubahan iklim adalah penyebab tidak langsung, karena meningkatkan frekuensi dan intensitas badai, khususnya badai musim dingin, yang merupakan alasan utama terdamparnya burung laut secara besar-besaran,” kata ilmuwan dari lembaga penelitian CNRS, Jerome Fort, dilansir Reuters, Jumat (8/3/2024).
Fort juga menilai bahwa keracunan oleh mikroplastik dan kontaminasi bahan kimia juga dapat melemahkan burung-burung tersebut. Di sisi lain, ikan yang menjadi mangsa guillemot telah menjadi langka dan berpindah lebih dekat ke pantai karena perubahan iklim dan penangkapan ikan yang berlebih.
Burung Guillemot tidak dapat bertahan hidup tanpa makanan selama dua atau tiga hari, karena mereka memiliki sedikit cadangan energi dan harus makan hampir setiap saat.
“Dalam badai seperti yang kita lihat baru-baru ini, burung-burung ini kesulitan mendapatkan makanan dengan baik dan akan mati karena kelelahan,” kata Fort.