Rabu 13 Mar 2024 17:35 WIB

Kota-Kota Satelit Padat Penduduk Diminta Bangun Sanitasi Pengolahan Limbah

Sanitasi harus terpusat agar memudahkan proses pengelolaan dan tidak lagi terpisah.

Red: Nora Azizah
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan pengembangan kota-kota satelit baru yang padat penduduk harus memikirkan pembangunan sanitasi.
Foto: Freepik
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan pengembangan kota-kota satelit baru yang padat penduduk harus memikirkan pembangunan sanitasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan pengembangan kota-kota satelit baru yang padat penduduk harus memikirkan pembangunan sanitasi atau pengolahan limbah memadai agar tidak mencemari air tanah dan air baku. Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan BRIN Mego Pinandito mengatakan sanitasi harus terpusat agar memudahkan proses pengelolaan dan tidak lagi terpisah, di mana satu rumah ada satu tangki septik.

"Pengembangan kota-kota satelit baru atau daerah pemukiman yang baru mestinya sistem untuk septic tank atau pengelolaan limbah juga dikumpulkan," ujarnya dalam Forum Merdeka Barat yang dipantau di Jakarta, Rabu (13/3/2024).

Baca Juga

Mego menuturkan standar minimal jarak sumber air atau sumur dengan tangki septik adalah 10 meter. Bila jarak itu terlalu pendek dapat membuat sumur menjadi tidak higienis karena tercemar beragam bakteri dari tangki septik. 

Menurut dia, pengembangan jaringan pipa transmisi air baku yang terdistribusi merata ke seluruh lapisan masyarakat dapat mengatasi eksploitasi air tanah dan menjawab tantangan krisis air di kawasan perkotaan.