Kamis 14 Mar 2024 15:12 WIB

Musim Hujan, KLHK Optimalkan Penanaman Pohon

Kegiatan ini juga dalam rangka memperingati Hari Bakti Rimbawan pada 16 Maret.

Red: syahrudin el fikri
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Republik Indonesia, Siti Nurbaya, menunjukkan pohon yang akan ditanam di Mangrove, Education Center Sungai Pakning, Riau, didampingi pihak terkait.
Foto: (dok. KLHK)
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Republik Indonesia, Siti Nurbaya, menunjukkan pohon yang akan ditanam di Mangrove, Education Center Sungai Pakning, Riau, didampingi pihak terkait.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melanjutkan rangkaian kegiatan Penanaman Pohon Secara Serentak di Seluruh Indonesia di Mangrove Education Center Sungai Pakning, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. Menteri LHK Siti Nurbaya, dan Senior Fellow Bezos Earth Foundation UK, Lord Goldsmith, menanam mangrove bersama para jajaran KLHK, Pemerintah Daerah, dan seluruh komponen masyarakat serta dunia usaha.

Hadir mendampingi Menteri LHK pada kegiatan penanaman kali ini, Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, Dirjen Pengelolaan Hutan Lestari, Beberapa Pimpinan Tinggi Pratama lingkup KLHK, serta para Kepala UPT KLHK di Provinsi Riau.

Baca Juga

Kegiatan penanaman pohon serentak ini merupakan kali ke-empat dilaksanakan sesuai dengan arahan dari Presiden RI untuk menanam pohon di sepanjang musim hujan, sekaligus memperingati Hari Bakti Rimbawan tahun 2024 yang ke-41 yang diperingati pada setiap tanggal 16 Maret.

“Pada kesempatan Hari Bhakti Rimbawan ke-41 ini saya mengajak seluruh rimbawan baik di Kementerian LHK, pemerintah daerah, bisnis leaders dan para aktivis, para pemangku kepentingan yang ada dan seluruh masyarakat, untuk dapat bersama bahu membahu memberikan kontribusi pemikiran dan kegiatan nyata di tingkat tapak secara masif dan terukur”, jelas Menteri Siti, dalam keterangan resminya yang diterima Republika.co.id, Kamis (14/3) di Jakarta.

Menteri Siti menyatakan bahwa komitmen-komitmen lingkungan yang selalu disampaikan pada berbagai forum global (multilateral), Indonesia memandang pentingnya memastikan komitmen-komitmen tersebut dipenuhi melalui kebijakan dan aksi-aksi nyata, seperti menurunkan emisi dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya melalui Indonesia’s FOLU Net Sink 2030, salah satunya dengan menanam dan memelihara pohon sebanyak mungkin.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Wakil Bupati Bengkalis, Bagus Santoso menegaskan komitmen Pemerintah Kabupaten Bengkalis untuk giat menanam pohon, baik secara sektoral maupun melibatkan berbagai komponen daerah.

“Kami bersama masyarakat siap bersinergi dan mendukung program penanaman pohon yang telah dan terus digagas oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. Sebagai langkah nyata kita bersama untuk mengatasi perubahan iklim, pemulihan kualitas lingkungan hidup maupun percepatan rehabilitasi hutan dan lahan,” ucap Bagus. 

Penanaman serentak ini sebagai bagian dari upaya mitigasi perubahan iklim, pemulihan kualitas lingkungan hidup, dan percepatan rehabilitasi hutan dan lahan. Selain itu, penanaman ini juga untuk memperbaiki kualitas lingkungan dengan memperbanyak tegakan pohon/tanaman, meningkatkan wawasan dan pemahaman masyarakat umum atas pelaksanaan program pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan khususnya kegiatan penanaman pohon.

Indonesia sebagai pemilik hutan tropis terbesar ketiga di dunia, mempunyai arti sangat penting dalam upaya pengendalian iklim global. Hutan merupakan salah satu kunci untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, mendinginkan udara dan melindungi kita dari kekeringan, panas ekstrem, polusi, dan hilangnya keanekaragaman hayati, atau yang biasa disebut triple planetary crisis.

Menteri LHK memimpin penanaman sebanyak 231 bibit mangrove di kawasan Mangrove Education Center Desa Pangkalan Jambi, Sungai Pakning yang merupakan kawasan yang dibangun untuk mendukung pencapaian target pemerintah dalam perlindungan ekologis, sekaligus meningkatkan konservasi lingkungan dan sumber daya pesisir yang bekerja sama dengan dunia usaha.

Pengembangan kawasan pesisir terpadu mengintegrasikan mitigasi risiko bencana pesisir, perlindungan keanekaragaman hayati berbasis mangrove dan pemanfaatan berkelanjutan oleh masyarakat untuk wisata alam. Pantai utara Kabupaten Bengkalis rawan mengalami abrasi yang harus segera ditanggulangi. Pencegahan abrasi dapat dilakukan dengan memperkuat kawasan ekosistem mangrove, yang secara alami dapat menahan erosi pantai dan menjaga kestabilan garis pantai.

Kegiatan dilanjutkan dengan berkunjung ke kawasan Arboretum Gambut Marsawa yang merupakan kawasan eduwisata gambut terbesar di Provinsi Riau. Di lokasi ini pengunjung selain dapat menikmati keindahan alam juga menjadi sarana pendidikan dan penelitian keragaman hayati ekosistem mangrove.

Kawasan aboretum ini melibatkan kolaborasi dengan  PT Kilang Pertamina Internasional Unit II Sei Pakning yang mampu menghasilkan beberapa fasilitas penunjang seperti kawasan wisata, saung edukasi dan rumah bibit. Arboretum seluas 1,1 hektar ini memiliki biodiversitas khas gambut yang beragam seperti meranti, mentangor, gaharu, geronggang, gelam, dan berbagai jenis kantong semar (nephentes).

Tak hanya kegiatan menanam, Siti Nurbaya bersama Lord Goldsmith dan rombongan juga  meninjau lokasi best practice pengelolaan aspek hidrologis (water management) lahan gambut di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Rombongan mendapatkan penjelasan mengenai pemantauan Tinggi Muka Air Tanah Lahan Gambut serta tinjauan ke sekat kanal. Peninjauan ke lokasi best practice water management di lahan gambut adalah langkah krusial dalam upaya pemahaman dan implementasi praktik terbaik dalam pengelolaan air. Melalui kunjungan ini, rombongan dapat secara langsung mengamati sistem yang telah berhasil dalam menjaga keseimbangan hidrologi di lahan gambut.

Dalam proses ini, mereka dapat belajar dari pengalaman praktis, mengidentifikasi teknik dan teknologi yang efektif, serta memahami tantangan dan peluang yang terkait dengan pengelolaan air di lingkungan gambut. Selain itu, peninjauan ini juga memberikan kesempatan untuk memperdalam pemahaman, serta membangun kerja sama yang diperlukan untuk merancang dan menerapkan solusi yang berkelanjutan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement