REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto mengatakan, BRI terus mewujudkan komitmen tanggung jawab sosial dan lingkungan dengan menyalurkan program-program yang secara yang secara nyata dapat mendorong perbaikan ekosistem lingkungan. Program BRInita merupakan salah komitmen nyata BRI bagi pelestarian lingkungan di tengah kota yang memanfaatkan lahan sempit di wilayah padat pemukiman.
“Program ini tidak hanya di satu titik saja, tetapi di 21 titik di Indonesia. Dengan bantuan infrastruktur yang kami berikan, harapannya program ini secara kontinyu terus berjalan sehingga menjadi wadah positif bagi masyarakat," ujarnya dalam keterangan, Kamis (14/3/2024).
Salah satunya adalah kisah inspiratif Kampung Hijau Kemuning Tangerang yang menyulap lahan sempit menjadi lahan produktif. Satu wilayah yang menerapkan pengembangan dan budi daya tanaman hidroponik adalah Kampung Hijau Kemuning yang merupakan salah satu wilayah di Kecamatan Curug, Kelurahan Binong, Kabupaten Tangerang.
"Kisah inspiratif yang ditunjukkan oleh KWT Kampung Hijau Kemuning diharapkan dapat ditiru oleh kelompok-kelompok lainnya” kata Catur.
Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Kampung Hijau Kemuning Widi mengungkapkan, budi daya tanaman hidroponik yang dilakukan warga Kampung Kemuning merupakan inisiatif warga karena menginginkan sebuah perubahan.
"Karena meski lahan yang ada di Kampung Hijau Kemuning itu sempit, dengan inisiatif tersebut, kami bisa mewujudkan lingkungan yang bersih, indah, rapi, dan hijau," ungkapnya.
Widi menuturkan, salah satu fasilitas umum di wilayahnya yang tadinya hanya lahan kosong dan tidak terawat akhirnya dimanfaatkan untuk berkebun. Lahan kosong tersebut dimanfaatkan oleh warga Kampung Hijau Kemuning untuk penanaman toga, sayuran, kunyit, dan bunga telang guna menunjang ketahanan pangan warga sekitar.
“Ada juga greenhouse untuk hidroponik, kemudian rambatan untuk menanam berbagai macam sayuran seperti oyong dan bunga telang yang dapat dimanfaatkan untuk produk-produk Kampung Hijau Kemuning," ungkapnya.
Urban Farming yang dijalankan oleh warga Kampung Hijau Kemuning secara khusus dimanfaatkan warga untuk menanam tanaman obat-obatan keluarga (Tanaman Toga). Widi menyebut, dengan berbagai hasil dari tanaman hidroponik Kampung Hijau Kemuning bisa mendapatkan penghasilan sekaligus memberi manfaat yang besar bagi warga sekitar.
Hasil pengolahan tanaman hidroponik ini selanjutnya diolah untuk produk minuman kemasan alami pencegah penyakit, seperti minuman temulawak, kunyit asem, wedang jahe, empon-empon, beras kencur dan ekstrak jahe merah.
"Kami pun bisa menjual sayuran dan dari penanaman kunyit serta bunga telang, juga bisa dimanfaatkan untuk produk minuman tradisional, yakni kunyit asam dan teh bunga telang. Hasil dari jualan tersebut juga kami manfaatkan untuk pembelian bibit tanaman,” ungkapnya.
Masyarakat dapat membeli produk-produk hasil olahan Kampung Hijau Kemuning melalui akun Instagram @hijaukemuning, ataupun membeli secara langsung ke lokasi. Pertanian berkelanjutan yang dijalankan oleh warga Kampung Hijau Kemuning tak lepas dari andil BRI melalui program BRInita (BRI Bertani di Kota). Dalam program ini, BRI menyalurkan bantuan Urban Farming berupa pembangunan fisik seperti rumah tanaman atau green house.
Tidak hanya pada bantuan infrastruktur urban farming itu sendiri, BRI juga melalukan pembinaan bagi penerima manfaat berupa pelatihan pengelolaan urban farming dengan menggandeng tenaga ahli/instansi terkait serta melakukan monitoring kegiatan urban farming dan melakukan pengembangan hasil urban farming sehingga mampu menambah nilai ekonomis seperti penjualan, pengelolaan, packaging dan pemasaran.
“Kami juga mendapatkan pelatihan untuk pengemasan produk-produk hasil tanaman dan membuat jenis kemasan yang tepat untuk masing-masing hasil panen,” kata Widi.