REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) atau PKT menandatangani perjanjian kerja sama dengan Balai Taman Nasional Kutai. Direktur Pengembangan Pupuk Kaltim Hanggara Patrianta mengatakan, perusahaan membangun kolaborasi dalam melaksanakan kegiatan pemulihan ekosistem mangrove, ekosistem dipterokarpa, serta konservasi keanekaragaman hayati, khususnya jenis-jenis tanaman endemik dan langka terhadap balai yang berada di bawah Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tersebut.
"Dalam lima tahun ke depan, Pupuk Kaltim berkomitmen mendukung penguatan fungsi Taman Nasional Kutai dalam empat ruang lingkup kegiatan yaitu pemulihan ekosistem mangrove, pengawetan flora dan fauna, perlindungan dan pengamanan kawasan, serta penguatan kapasitas kelembagaan balai," ujar Hanggara dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (16/3/2024).
Lewat kerja sama ini, ucap Hanggara, Pupuk Kaltim secara konsisten menunjukkan komitmennya terhadap kelestarian lingkungan dan mendukung program pemerintah, salah satunya melalui program Community Forest. Hanggara menjelaskan, program ini mendukung upaya pelestarian keanekaragaman hayati dengan melakukan penanaman bibit di lahan-lahan yang kurang produktif, seperti lahan pesisir, lahan tidur, tambak maupun lahan kering.
Hanggara menyampaikan sebagian kegiatan dalam ruang lingkup PKS dengan Balai Taman Nasional Kutai ini merupakan pengejawantahan dari program Community Forest. Melalui kerja sama ini, Hanggara menargetkan jumlah pohon yang akan ditanam mencapai tiga juta pohon mangrove dan lima ratus ribuan tanaman langka endemik.
"Lokasi penanaman tersebar, sebagian besar di Resort Pesisir dan Resort Rantau Pulung dengan luas total kurang lebih 925 hektare," ucap Hanggara.
Selain penanaman, lanjut Hanggara, Pupuk Kaltim juga akan melakukan eksplorasi jenis-jenis anggrek endemik TN Kutai guna melestarikan keanekaragaman hayati flora dan fauna. Kegiatan-kegiatan tersebut juga akan didukung oleh monitoring dan perlindungan fauna di dalam kawasan konservasi, serta bantuan infrastruktur dan peningkatan kapasitas SDM.
"Kerja sama ini juga tidak hanya menjadi bukti keberlanjutan komitmen awal Pupuk Kaltim untuk menanam 10 juta pohon hingga 2030 mendatang, namun juga sekaligus upaya untuk melindungi daerah pesisir dari abrasi, memulihkan ekosistem dan pemberdayaan masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar lokasi," kata Hanggara.
Direktur Perencanaan Kawasan Konservasi, KLHK, Ahmad Munawir mengatakan ekosistem mangrove adalah salah satu ekosistem yang memiliki peran dan fungsi serta manfaat yang sangat penting dalam hal ekologi, sosial dan ekonomi. Ahmad sangat menyambut baik kerja sama dengan fokus utamanya melakukan pemulihan ekosistem mangrove di TN Kutai.
"Masyarakat sekitar kawasan ekosistem mangrove yang menjadi lokasi kerja sama mesti dilibatkan dan menjadi bagian dalam kegiatan kerja sama ini," ujar Munawir.
Munawir menyampaikan poin lain yang perlu menjadi perhatian adalah pentingnya melakukan pemetaan atau pengumpulan baseline data. Hal ini untuk mengukur sejauh mana kerja sama ini nantinya telah memberikan dampak positif terhadap kawasan TN Kutai.
"Saya berharap kegiatan dalam kerja sama ini akan berjalan lancar dan membawa manfaat yang optimal bagi Balai Taman Nasional Kutai dan Pupuk Kaltim, serta juga untuk pemberdayaan masyarakat dan lingkungan sekitar," kata Munawir.