Rabu 20 Mar 2024 14:17 WIB

Pendanaan Bank Dorong Peningkatan Produksi Daging dan Susu tidak Berkelanjutan

Produksi daging dan susu global jadi salah satu penghasil emisi karbon terbesar.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Pendanaan bernilai miliaran dolar mendorong peningkatan produksi daging dan susu global yang tidak berkelanjutan.
Foto: www.freepik.com.
Pendanaan bernilai miliaran dolar mendorong peningkatan produksi daging dan susu global yang tidak berkelanjutan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah laporan menemukan bahwa pendanaan bernilai miliaran dolar mendorong peningkatan produksi daging dan susu global yang tidak berkelanjutan. Produksi daging global meningkat sembilan persen antara tahun 2015 dan 2021, menurut laporan itu, sementara produk susu meningkat 13 persen pada periode tersebut.

Dalam periode waktu yang hampir bersamaan yaitu tahun 2015 hingga 2022, para pemodal memberikan suntikan kredit tahunan rata-rata senilai 77 miliar dolar AS kepada 55 perusahaan peternakan terkemuka di dunia. Beberapa perusahaan bahkan mengorbankan kebijakan anti-deforestasi demi mendapatkan suntikan kredit. 

Baca Juga

Martin Bowman, manajer kebijakan dan kampanye Feedback, kelompok kampanye yang berbasis di Inggris yang memproduksi laporan tersebut, mengatakan bahwa kredit itu dirancang untuk membantu perusahaan-perusahaan berkembang dan telah membantu mendorong peningkatan besar-besaran dan tidak berkelanjutan dalam produksi daging dan susu global. 

“Kami menyerukan agar lembaga keuangan untuk menyetop kredit pendanaan terhadap industri peternakan sesegera mungkin,” kata Bowman seperti dilansir The Guardian, Rabu (20/3/2024).

Risiko-risiko luas dari industri peternakan yang disebutkan dalam laporan ini mencakup kontribusinya terhadap krisis iklim, penggundulan hutan, polusi, penyiksaan terhadap hewan, hilangnya keanekaragaman hayati, eksploitasi pekerja, penyakit pada manusia, dan resistensi antibiotik.

Mengonsumsi lebih sedikit protein hewani dan mengurangi peternakan hewan, terutama di negara-negara kaya, adalah cara terbaik untuk mengurangi emisi peternakan, kata laporan tersebut, merujuk pada survei terhadap lebih dari 200 ilmuwan iklim serta pakar pangan dan pertanian.

Survei tersebut menemukan bahwa untuk mencapai tujuan perjanjian iklim Paris, emisi peternakan global harus mencapai puncaknya pada tahun 2025 dan turun sebesar 61 persen pada tahun 2036, dengan pengurangan yang lebih cepat dan lebih besar di negara-negara kaya.

Bank-bank yang memberikan dukungan terbesar kepada 55 perusahaan industri peternakan terbesar di dunia adalah Bank of America, yang memberikan hampir 29 miliar dolar AS, Barclays menyediakan lebih dari 28 miliar dolar AS, dan JPMorgan Chase dengan hampir 27 miliar dolar AS, menurut laporan tersebut. Barclays adalah pemberi pinjaman terbesar kepada perusahaan daging Brazil JBS, perusahaan peternakan dengan emisi tertinggi di dunia.

Sementara itu, pemodal untuk produk susu yang disebutkan dalam laporan ini termasuk Wells Fargo, yang merupakan kreditur utama Dairy Farmers of America, dan bank ANZ, kreditor terbesar Fonterra di Selandia Baru. Pada tahun 2021, Dairy Farmers of America mengeluarkan lebih banyak gas rumah kaca dibandingkan Denmark, dan Fonterra bertanggung jawab atas sekitar 45 persen total emisi Selandia Baru pada tahun itu.

Laporan tersebut juga menemukan beberapa bank mengorbankan kebijakan anti-deforestasi mereka untuk mendanai perusahaan daging Brazil yaitu Minerva Foods, Marfrig dan JBS. Ketiganya sering dikaitkan dengan deforestasi.

Dokumen kebijakan HSBC berjanji bahwa mereka tidak akan dengan sengaja memberikan layanan keuangan kepada nasabah berisiko tinggi yang terlibat langsung atau mendapatkan pasokan dari pemasok yang terlibat dalam deforestasi. Namun, antara tahun 2015 dan 2022, HSBC adalah kreditor terbesar kedua bagi Minerva dan terbesar keempat bagi Marfrig, kata laporan itu.

Bank of America merupakan kreditur terbesar kelima secara global untuk Minerva pada periode yang sama, menurut laporan tersebut, meskipun ada kebijakan yang menyatakan hasil pinjaman tidak digunakan untuk membiayai proyek atau operasi komersial yang menyebabkan deforestasi.

Rabobank mengatakan pihaknya “tidak mendanai deforestasi apa pun, meskipun diizinkan secara hukum” di Brasil. Namun, laporan tersebut menemukan bahwa mereka memberikan kredit kepada JBS dan Minerva antara tahun 2015 dan 2022.

Juru bicara Barclays mengatakan kebijakan keuangannya diperbarui pada bulan April 2023 untuk mencakup pembatasan produksi daging sapi dan pemrosesan utama di negara-negara dengan risiko deforestasi tinggi di Amerika Selatan dan mengharuskan perusahaan untuk menghormati hak asasi manusia di seluruh operasi dan rantai pasokan mereka.

Rabobank mengatakan dalam email bahwa pihaknya secara aktif memerangi deforestasi illegal, namun tidak mengomentari kasus-kasus tertentu. “Ketika menerima laporan Feedback, Rabobank hanya mengatakan akan meninjau temuannya dengan penuh perhatian,” kata Bowman. 

Bank of America, Wells Fargo dan JPMorgan Chase menolak berkomentar. Yang lain tidak menanggapi permintaan komentar.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement