Kamis 21 Mar 2024 15:00 WIB

Emisi Karbon dari Investasi Cukup Tinggi, Bank Swiss Dikritik

Bank Swiss hasilkan emisi karbon hingga 12 juta metrik ton terkait investasinya.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Swiss National Bank (SNB) menuai kritik dari kelompok-kelompok lingkungan hidup setelah laporan keberlanjutan bank sentral ini menunjukkan investasinya terkait dengan 12 juta metrik ton emisi karbon.
Foto: www.freepik.com
Swiss National Bank (SNB) menuai kritik dari kelompok-kelompok lingkungan hidup setelah laporan keberlanjutan bank sentral ini menunjukkan investasinya terkait dengan 12 juta metrik ton emisi karbon.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Swiss National Bank (SNB) menuai kritik dari kelompok-kelompok lingkungan hidup setelah laporan keberlanjutan bank sentral ini menunjukkan bahwa investasinya terkait dengan 12 juta metrik ton emisi karbon tahun lalu. Laporan ini merupakan pertama kalinya SNB mempublikasikan angka dampak lingkungan dari perusahaan-perusahaan yang menjadi pemegang sahamnya.

Saham-saham tersebut, termasuk di perusahaan minyak Chevron Corp dan Exxon Mobil, merupakan bagian dari cadangan mata uang asing bank, yang mencapai 655 miliar franc Swiss pada akhir 2023.

Baca Juga

Tahun lalu merupakan tahun terpanas di planet ini dan suhu tetap tinggi pada awal tahun ini. Di Swiss, dampaknya sangat terasa karena gletser-gletser mencair dan banyak resor ski yang tidak memiliki salju setelah musim dingin yang ringan.

"Angka 12 juta ton setara CO2 sangat mengejutkan dan terlalu tinggi," kata Asti Roesle dari Climate Alliance Swiss, yang mewakili lebih dari 140 kelompok non-pemerintah, seperti dilansir Reuters, Kamis (21/3/2024).

Ia memperkirakan, skala emisi yang sebenarnya dapat mencapai tiga atau empat kali lipat lebih tinggi jika emisi tidak langsung juga dimasukkan.

"SNB adalah salah satu dari 10 investor terbesar di dunia, jadi SNB dapat membuat perbedaan," ujar Roesle.

Peter Haberstich, pakar keuangan berkelanjutan di Greenpeace Swiss, mendesak SNB untuk mendorong perusahaan-perusahaan yang menjadi investornya untuk mengurangi dampak lingkungan mereka. “Jika hal ini tidak memungkinkan, SNB harus melakukan divestasi,” kata dia.

Dalam laporannya, SNB mengatakan bahwa mereka telah mengurangi emisi CO2-nya sendiri, dan bertujuan untuk mencapai net zero paling lambat pada tahun 2050.

Namun SNB mengatakan bahwa mereka tidak akan mengubah kebijakan investasinya, dan tidak berwenang untuk mencapai tujuan-tujuan ekonomi, sosial, atau politik dengan investasinya.

"Ini juga berlaku untuk mengejar rencana mengurangi emisi gas rumah kaca yang terkait dengan investasinya. Mengejar tujuan selain memastikan stabilitas harga, dapat menyebabkan konflik kepentingan, sehingga mempersulit SNB untuk memenuhi mandatnya,” kata SNB.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement