Senin 25 Mar 2024 15:25 WIB

Studi: Masyarakat Melek Iklim Bisa Dorong Penurunan Emisi Industri

Kepedulian masyarakat berpengaruh signifikan terhadap emisi gas rumah kaca.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Kepedulian masyarakat dan kebijakan dapat secara signifikan mempengaruhi emisi gas rumah kaca dari fasilitas lokal.
Foto: www.freepik.com
Kepedulian masyarakat dan kebijakan dapat secara signifikan mempengaruhi emisi gas rumah kaca dari fasilitas lokal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam dua makalah yang baru saja dipublikasikan, Tom Lyon, profesor ekonomi bisnis dan kebijakan publik, mengeksplorasi dampak sentimen dan kebijakan terhadap emisi gas rumah kaca. Lyon dan kolaboratornya menemukan bahwa kepedulian masyarakat dan kebijakan dapat secara signifikan mempengaruhi emisi gas rumah kaca dari fasilitas lokal.

Dalam makalah berjudul "Beliefs Matter: Local Climate Concerns and Industrial Greenhouse Gas Emissions in the United States" yang dipublikasikan di Journal of Business Ethics, Lyon mengeksplorasi sejauh mana tingkat kepercayaan masyarakat setempat terhadap perubahan iklim menjadi prediktor yang signifikan bagi laju perbaikan emisi karbon di fasilitas manufaktur lokal.

Baca Juga

Studi ini menemukan bahwa kepercayaan masyarakat setempat tentang perubahan iklim, baik di tingkat fasilitas maupun kantor pusat, secara signifikan berdampak pada upaya pengurangan emisi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pabrik-pabrik di suatu komunitas cenderung menerapkan langkah-langkah pengurangan emisi yang lebih ketat ketika masyarakat sekitar, atau masyarakat di mana perusahaan berkantor pusat, menganggap perubahan iklim sebagai masalah yang nyata dan mendesak.

Menariknya, penelitian ini juga menantang anggapan yang sudah terbentuk sebelumnya mengenai variabel keadilan lingkungan. Kepercayaan umum menyangka bahwa polusi berkurang di daerah-daerah di mana orang lebih kaya, lebih putih, lebih berpendidikan, dan lebih termobilisasi untuk memilih. Dan orang-orang yang terkena dampaknya adalah mereka yang miskin, tidak berpendidikan, kulit berwarna, dan kurang termobilisasi.

“Namun, tidak jelas apakah hal tersebut akan menjadi cerita yang sama untuk karbon karena karbon tidak memiliki dampak polusi lokal. Faktanya, pendapatan yang tinggi ternyata berkorelasi dengan peningkatan emisi terkait karbon,” kata Lyon seperti dilansir Phys, Senin (25/3/2024).

Dalam makalah lainnya, Lyon juga mengeksplorasi efektivitas strategi yang dimaksudkan untuk mempengaruhi pengurangan emisi. Studi ini mengkategorikan faktor-faktor ini ke dalam inisiatif tingkat perusahaan, kebijakan negara bagian, dan rencana aksi iklim kota. Temuan menunjukkan bahwa kebijakan negara bagian, khususnya insentif keuangan, adalah yang paling berdampak dalam mengurangi emisi.

Meskipun kebijakan negara bagian dan lokal merupakan strategi yang paling efektif, Lyon mengatakan bahwa kebijakan perusahaan seperti membangun proyek efisiensi energi, pembaruan proses manufaktur, dan armada transportasi yang hemat energi juga berdampak pada keseluruhan emisi di tingkat fasilitas.

Penelitian Lyon di masa depan menjanjikan pemahaman dan tindakan lebih lanjut. Dia berharap dapat meneliti dampak kebijakan nasional, seperti Undang-Undang Pengurangan Inflasi, terhadap emisi gas rumah kaca di tingkat fasilitas, sebuah studi yang berpotensi membentuk keputusan kebijakan di masa depan.

“Kami juga berencana untuk menyelidiki apakah saham suara lokal, baik partai Republik maupun Demokrat, tampaknya memengaruhi perilaku emisi, sebuah penyelidikan yang dapat melibatkan berbagai pemangku kepentingan,” kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement