Oleh : Muhammad Muchlas Rowi (Dosen Manajemen IBM Bekasi)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat membuka even BNI Investor Daily Summit, di penghujung tahun 2023, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkap sebuah cara uniknya untuk mengetahui kondisi perekonomian nasional dan keuangan negara. Cara itu, menurut Jokowi, adalah dengan membaca senyum Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (SMI).
Menurut Presiden Jokowi, kalau bertemu Ibu SMI dalam keadaan tersenyum di pagi hari, maka kita sudah bisa tenang dan ikutan tersenyum. Karena senyum itu, kata dia, merupakan tanda bahwa ekonomi nasional dan keuangan negara sedang baik-baik saja.
Senyum di wajah Ibu SMI juga bisa bermakna setahun ke depan kita bisa menghela nafas dengan panjang. Karena itu artinya dia sudah menghitung endurance APBN kita bisa kuat hingga akhir periode kepemimpinan Pak Jokowi.
Tentu ada faktor determinan atau setidaknya kalimat positif yang bisa dibisikan ke telinga Ibu SMI supaya senyumnya bisa sumringah di pagi hari. Sehingga Ibu SMI bisa mengirim sinyal ke otak, merangsang daerah temporal kiri, kemudian membara ke permukaan wajah. Dimana dua otot, yang berdiri tegak digerakkan untuk beraksi.
Otot mayor zygomatik, yang berada di pipinya lantas menarik bibir ke atas. Sementara orbicalaris oculi yang mengelilingi rongga matanya menekan sudut luar menjadi bentuk kaki gagak.
Peristiwa itu tentu saja biasanya terjadi secara singkat. Kira-kira berlangsung dalam dua pertiga detik hingga empat detik. Para psikolog menyebutnya dengan “senyuman Duchenne”, dan sebagian besar menganggapnya sebagai satu-satunya indikator kenikmatan sejati.
Kinerja Moncer Himbara
Selain soal tren dan situasi perekonomian global, faktor determinan yang bisa membuat wajah Ibu SMI tersenyum adalah kabar dari Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Salah satunya soal kinerja perusahaan BUMN, beserta kontribusinya terhadap APBN.
Jika kita lihat setahun terakhir, maka kinerja bank-bank yang masuk dalam Himpunan Bank Negara [Himbara] lah yang berhasil memenuhi ekspektasi tersebut. Hal ini sebagaimana diungkap menteri BUMN erick Thohir pada kesempatan Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Selasa [19/3/2024] kemarin.
Menurut Menteri BUMN Erick Thohir, bank-bank Himbara memberikan setoran dividen yang melimpah, karena performa positif keuangan bank pelat merah tahun 2023. Rata-rata dividen bank kelompok Himbara [BRI, Mandiri, BNI, dan BTN] yang disetor ke negara selama periode pertama pemerintahan Jokowi (2014-2018) mencapai Rp14,96 triliun pertahun. Sedangkan rata-rata selama periode kedua (2019-2022), nilainya sebesar Rp26,39 triliun per tahun.
Terakhir di 2023, bank-bank Himbara berhasil meningkatkan setoran dividen mereka. Dimana dari total dividen sebesar Rp92,28 triliun yang disetor ke pemegang saham, Rp49,59 triliun di antaranya masuk ke kantong negara.
Jika dihitung sejak awal kepemimpinan Presiden Jokowi hingga kini (2015-2023), total dividen Himbara yang disetor ke negara nilainya 80 kali lipat dibanding total suntikan PMN ke Himbara pada periode yang sama.
Berdasarkan data dari Kemenkeu, akumulasi Dividen yang disetor bank-bank Himbara pada periode 2015-2023 adalah sebesar Rp200 triliun. Sementara PMN yang dikucurkan hanya Rp2,5 triiun, yakni kepada BTN.
Bertepatan dengan momentum sebelum perayaan lebaran, setoran yang melimpah ini tentu saja bakal menjadi setoran amat membahagiakan, tak ubahnya seperti Tunjangan Hari Raya [THR] baik bagi pemerintah maupun investor.
Selain itu, setoran jumbo ini bakal meningkatkan kepercayaan investor terhadap Himbara. Hal ini terlihat dari kenaikan harga saham Himbara di bursa efek. Dividen melimpah yang disetor Himbara mengerek Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat menyentuh rekor all time high (ATH), atau tertinggi sepanjang masa di level 7.373.
Transformasi BUMN
Cukup beralasan kenapa kinerja bank-bank Himbara bisa berbuah manis sampai pada titik ini. Karena sejak awal kepemimpinannya, Menteri BUMN Erick Thohir berusaha mengubah perusahaan-perusahaan BUMN menjadi semakin berdaya saing. Hal ini tak lain karena upaya transformasiyang diperjuangkannya.
Salah satu upaya yang dilakukannya adalah melakukan restrukturisasi dengan memangkas perusahaan BUMN dari 142 menjadi hany 107 perusahaan saja. Hal ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari Kepres Nomor 40/M Tahun 2020 tentang Pembentukan Tim Percepatan Restrukturisasi BUMN, yang bertujuan menyehatkan BUMN.
Erick Thohir lantas mencanangkan AKHLAK sebagai core value BUMN. Sebuah upaya yang dimaksudkan untuk melakukan transformasi human capital dan meningkatkan daya saing BUMN agar menjadi pemain global dan menjadikan BUMN sebagai pabrik talenta bukan pabrik wacana.
Khusus untuk bank-bank Himbara, Erick Thohir berupaya mendorong transformasi digital untuk menyederhanakan proses bisnis. Tranformasi ini menjadi kunci penting, menghadapi perubahan zaman yang cepat dan dinamis. Di era digital, adaptasi merupakan keharusan untuk bertahan dan berkembang.
Melesatnya laba bersih bank-bank Himbara menjadi bukti transformasi yang dijalankan para direksi dan komisaris berkontribusi besar dalam peningkatan kinerja. Transformasi, baik dari proses bisnis hingga digitalisasi membuat cara kerja perbankan BUMN menjadi lebih efisien.
Tranformasi bisnis adalah proses perubahan fundamental dalam sebuah perusahaan beroperasi, memanfaatkan teknologi dan inovasi untuk meningkatkan kinerja dan relevansinya di pasar. Dalam konteks saat ini, digitalisasi menjadi pendorong utama dari transformasi bisnis.
Pemikir strategi dari UC Berkeley, David Teece mengatakan, sebuah perusahaan akan memperoleh keunggulan jika mereka menerapkan konsep ‘kemampuan dinamis’. Dimana perusahaan harus cukup stabil untuk terus memberikan nilai dengan cara mereka sendiri yang khas, serta cukup tangguh dan adaptif untuk berubah ketika keadaan menuntutnya.
Atas dasar ini, Erick Thohir cukup berhasil mendorong transformasi digital yang memungkinkan bank-bank Himbara menciptakan nilai baru, mengoptimalkan proses, dan meningkatkan keunggulan kompetitif.
Ini berangkat juga dari komitmen refocusing bisnis dengan mendorong segmentasi yang berbeda. Erick menaruh BRI sebagai bank rakyat yang fokus dalam pembiayaan UMKM dan masyarkat pedesaan. Sementara Bank Mandiri menggarap sektor korporasi dan UMKM yang ada di perkotaan.
Lalu ada BTN yang tetap pada core business di sektor perumahan. Sementara BNI menjadi bank internasional dengan segmentasi kepada para diaspora, pekerja migran, dan sektor ekspor. Erick Thohir juga meminta Bank Syariah Indonesia [BSI] menjadi rumah bagi pengembangan ekosistem industri halal Indonesia.
Transformasi bisnis yang didorong Erick Thohir jelas membawa efisiensi yang signifikan dalam operasional perusahaan. Dengan menerapkan teknologi, perusahaan dapat mengotomatisasi proses, mengurangi biaya produksi, dan meningkatkan produktivitas karyawan.
Data terbaru dari BPS menunjukkan bahwa perusahaan yang melakukan transformasi bisnis mampu menekan biaya operasional hingga 20%, memberikan ruang untuk investasi lebih lanjut dan meningkatkan keuntungan bersih.
Catatan kritisnya, Indonesia saat ini masih kalah jauh dari negara jiran Malaysia soal penyaluran pembiayaan kepada sektor usaha kecil dan menengah. Saat ini kita baru di angka 20 persen, sementara Malaysia setara dengan Korea Selatan, India dan Jepang di atas 60 persen.
Jika ingin BUMN, terutama bank-bank Himbara bisa menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi, maka mindset dan pendekatan penyaluran pembiayaan harus kita transformasi juga. Sambil tentu saja kita juga menyiapkan instrumen untuk mendorong kepatuhan dan meminimalisasi moral hazard.