REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Pemerintah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan menerapkan metode pengelolaan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) Basirih di Banjarmasin Selatan dengan sistem sanitary landfill.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarmasin Alive Yoesfah Love di Banjarmasin, Sabtu (30/3/2024) menjelaskan, sistem sanitary landfill ini adalah menutup timbunan sampah dengan tanah.
"Jadi ini satu-satunya cara yang kita lakukan untuk mengelola sampah di TPA Basirih," ucap dia.
Dikatakannya, timbunan sampah yang sangat besar di TPA Basirih sekitar dua bulan sekali dilakukan penutupan dengan urukan tanah yang didatangkan dari luar.
"Tentunya biaya melakukan ini cukup besar," ungkap Alive.
Ini harus dilakukan karena lahan TPA Basirih sudah sangat menyempit untuk menampung sampah yang datang setiap harinya hingga ratusan ton. Sistem ini dianggap cukup membantu untuk keberlanjutan TPA agar dapat terus dimanfaatkan, sampah yang lama ditutup, sampah baru datang ditempatkan di atasnya lagi.
Alive menyampaikan, lahan TPA Basirih yang sudah puluhan tahun beroperasi ini luasnya sekitar 39 hektare dan kini sudah mulai penuh. "Tahun ini diperluas lagi sekitar 5 hektare di bagian belakang, di sini akan sama menggunakan sistem sanitary landfill," ujar dia.
Memang, ungkap Alive, ada beberapa metode untuk pemusnahan sampah besar di TPA. Namun metode lebih modern membutuhkan anggaran yang sangat besar.
"Memang ada rencana itu ke depannya kita lakukan bertahap, dengan menerapkan teknologi yang baru untuk pengelolaan sampah di TPA ini, setidaknya di lokasi yang baru nanti," kata dia.