Rabu 03 Apr 2024 15:46 WIB

Kekeringan Akibat El Nino Memperparah Masalah Kelaparan di Afrika

Perubahan iklim memperburuk kekeringan di Afrika bagian selatan.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Para ilmuwan yang berspesialisasi dalam menilai penyebab cuaca ekstrem, meyakini bahwa perubahan iklim memperburuk kekeringan di Afrika bagian selatan.
Foto: www.freepik.com
Para ilmuwan yang berspesialisasi dalam menilai penyebab cuaca ekstrem, meyakini bahwa perubahan iklim memperburuk kekeringan di Afrika bagian selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Zimbabwe berada di ambang bencana nasional karena kekeringan yang semakin parah membuat jutaan orang menghadapi kelaparan.

Menurut Program Pangan Dunia PBB (WFP), wilayah yang sangat luas di perbatasan Zambia, Zimbabwe dan Botswana, baru saja mengalami kekeringan terparah dalam beberapa dekade terakhir. Kondisi kemarau yang semakin parah, dengan tertundanya awal musim hujan, diikuti curah hujan yang rendah, telah membuat Angola di bagian barat hingga Mozambik bagian utara mengalami kekeringan.

Baca Juga

“Diperkirakan sembilan juta orang terkena dampak kekeringan di Malawi, dan lebih dari enam juta orang di Zambia,” kata UNICEF seperti dilansir Sky News, Rabu (3/4/2024).

Kedua negara tersebut mengumumkan keadaan darurat bulan lalu. Para pejabat di Zimbabwe sedang mempertimbangkan untuk mengikuti langkah serupa, karena sekitar 2,7 juta orang berisiko mengalami kelaparan.

Kekeringan regional telah menghanguskan tanaman yang menjadi tumpuan hidup puluhan juta penduduk. Presiden Zambia Hakainde Hichilema mengatakan bahwa hampir satu juta hektar tanaman jagung di negaranya telah hancur.

Di wilayah Mangwe yang terkenal kering di Zimbabwe, bahkan tanaman yang tahan kekeringan seperti sorgum dan pearl millet gagal bertahan dalam kondisi panas dan kering tahun ini.

Lahan kering di Afrika Selatan diduga disebabkan oleh fenomena iklim El Nino, yang melepaskan panas dari bagian Samudra Pasifik setiap dua hingga tujuh tahun, sehingga membawa dampak yang berbeda-beda di seluruh dunia.

Di Afrika bagian selatan, El Nino berarti curah hujan turun di bawah rata-rata, dan terkadang memicu kekeringan. Ada berbagai jenis kekeringan dan penyebabnya sangat kompleks dan beragam.

Namun, para ilmuwan yang berspesialisasi dalam menilai penyebab cuaca ekstrem, meyakini bahwa perubahan iklim memperburuk kekeringan di Afrika bagian selatan.

Sarah Champion, ketua Komite Pembangunan Internasional (IDC) yang beranggotakan para anggota parlemen lintas partai, mengatakan bahwa komite tersebut telah mendengar bukti-bukti yang mengkhawatirkan, di mana kekeringan terus terjadi di negara-negara Afrika Selatan seperti Malawi.

“Dampaknya adalah kerawanan pangan yang semakin meningkat dan malnutrisi yang terus berlanjut, menyebabkan anak-anak menjadi terhambat pertumbuhannya. Zimbabwe, yang dulunya merupakan 'keranjang roti Afrika', kini juga menghadapi kerawanan pangan kronis sebagai akibat dari perubahan iklim yang membawa bencana kekeringan dan banjir,” kata Champion.

Sementara itu, Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) memperkirakan satu dari tiga orang di negara berkembang menderita kelaparan pada tahun 1970. Angka ini turun menjadi satu dari 10 orang pada tahun 2015, meskipun akhir-akhir ini kemajuannya melambat.

Afrika Sub-Sahara secara konsisten mengalami tingkat kekurangan gizi tertinggi, yang bahkan meningkat sejak 2010.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement