Sabtu 13 Apr 2024 13:00 WIB

Menerapkan Kesadaran Jaga Lingkungan Dimulai dari Individunya

Hanya manusia sendiri yang bisa lakukan perubahan untuk memperbaiki alam.

Prisia Nasution
Foto: Prayogi/Republika
Prisia Nasution

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktris dan aktivis lingkungan Prisia Nasution mengatakan upaya menjaga lingkungan harus dimulai dari menata mental individu atau manusianya yang merupakan "musuh" alam yang sebenarnya.

"Jadi di yayasan berpikir, kita betulin dulu manusianya supaya jangan merusak. Kita memperbarui dan membantu, jadi yang dibetulin di awal mentalnya dulu," kata Prisia dalam diskusi dengan tema Ibu Kota Nusantara dan Investasi untuk Alam, beberapa waktu lalu.

Baca Juga

Pemain film yang bergerak organisasi swadaya masyarakat bidang lingkungan dan hewan ini mengatakan, manusia merupakan "musuh". Namun, hanya manusia sendirilah yang bisa melakukan perubahan untuk memperbaiki alam.

Untuk membentuk mental individu yang sadar akan lingkungan, yayasan Kopi Panas yang dibina Prisia juga kerap menangani Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) untuk mengatasi kesehatan mentalnya. Selain itu, ia juga mendukung perubahan kebiasaan bagi masyarakat yang melakukan kegiatan membagikan makanan untuk mengganti kemasan makanan yang lebih berkelanjutan seperti daun pisang daripada menggunakan plastik yang mencemari lingkungan.

Edukasi juga tak henti dilakukan Prisia untuk menerapkan konsep green water atau hemat menggunakan air, green energy untuk menghemat penggunaan listrik, green transportation dengan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan green consumption agar sampah limbah tidak berlebih.

"Kita juga harus aware apa yang dipakai, semoga enggak jadi sampah limbah yang terlalu berlebih. Itu yang coba pelan-pelan dibangun," kata Prisia.

Seiring dengan berjalannya pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang mengusung konsep keberlanjutan dan kota hijau, Prisia berharap edukasi tentang gaya hidup hijau (green living) mulai diterapkan dari hulu hingga hilir dan menjadi sebuah kebiasaan.

Ia juga berharap IKN tidak ikut tergerus dengan industri yang merusak lingkungan dan menjadikan hutan Indonesia tetap sebagai paru-paru dunia dan contoh untuk kota berkelanjutan.

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement