Kamis 18 Apr 2024 17:57 WIB

Kotoran Manusia Dikembangkan Jadi Bahan Bakar Pesawat, Seperti Apa?

Maskapai penerbangan Hungaria, Wizz Air, akan segera menguji coba.

Rep: Santi Sopia/ Red: Nora Azizah
Bisakah kotoran manusia memberi pengaruh pada masa depan perjalanan udara?
Foto: www.freepik.com
Bisakah kotoran manusia memberi pengaruh pada masa depan perjalanan udara?

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bisakah kotoran manusia memberi pengaruh pada masa depan perjalanan udara? Wizz Air, sebuah maskapai asal Hungaria sedang menyongsong harapan tersebut.

Wizz Air telah mencapai kesepakatan dengan sebuah perusahaan Inggris untuk memproduksi bahan bakar jet berkelanjutan yang terbuat dari kotoran manusia. Perusahaan biofuel, Firefly Green Fuels, telah mengembangkan proses yang akan mengubah limbah dari saluran pembuangan menjadi bahan bakar penerbangan berkelanjutan (SAF).

Baca Juga

Perusahaan tersebut mengatakan pihaknya berharap untuk mulai memasok sumber listrik rendah karbon sekitar tahun 2028. Sudah ada kesepakatan dengan sayap Wizz Air yang berbasis di Inggris untuk menyediakan hingga 525,000 ton SAF selama periode 15 tahun.

 

Bagaimana kotoran manusia diubah menjadi bahan bakar penerbangan berkelanjutan?

Menjelang produksi bahan bakar, perusahaan Inggris Anglian Water telah setuju untuk menyediakan biosolid, produk dari proses pengolahan air limbahnya, kepada Firefly. Dengan menggunakan produk sampingan tersebut, para ilmuwan akan mampu mengembangkan SAF.

Produksinya menggunakan karbon sekitar 70 persen lebih sedikit dibandingkan bahan bakar jet konvensional. Hal ini tidak berarti mengakhiri penggunaan bahan bakar tradisional yang digunakan dalam pesawat terbang.

SAF dapat digunakan dalam campuran maksimum 50 persen dengan kerosene (minyak tanah), tanpa memerlukan modifikasi apa pun pada mesin jet. Namun biaya menjadi masalah karena SAF saat ini jauh lebih mahal untuk diproduksi dibandingkan bahan bakar jet konvensional.

Para ahli di balik proses berbasis kotoran manusia berharap bahwa manfaat yang didapat akan sebanding dengan biaya yang dikeluarkan.

CEO Firefly James Hygate mengakui dalam sebuah pernyataan bahwa biosolid adalah bahan yang menjijikkan. Namun dia mengatakan itu merupakan sumber daya yang luar biasa.

"Kami mengubah limbah menjadi bahan bakar jet. Saya tidak bisa memikirkan banyak hal yang lebih keren dari itu,” kata dia kepada pers, dikutip dari Euronews, Kamis (18/4/2024).

Paul Hilditch, chief operating officer Firefly, mengatakan SAF dapat membantu industri penerbangan mengurangi emisi karbonnya. Ada cukup biosolid di Inggris untuk lebih dari 200 ribu ton SAF. 

"Jumlah tersebut cukup untuk memenuhi sekitar setengah dari permintaan SAF yang diwajibkan pada tahun 2030,” kata Hilditch.

Hal ini bukan satu-satunya jawaban, karena diperlukan rute lain menuju SAF. Namun rute baru menuju SAF ini memiliki potensi untuk mengubah arah, dan memberikan kontribusi signifikan terhadap pasokan SAF Inggris.

Hilditch juga memiliki harapan untuk masa depan SAF, dan menjelaskan bahwa bukan hanya Inggris yang dapat menggunakannya. Di berbagai belahan duni yang dihuni manusia, di situ juga pasti terdapat kotoran.

Firefly meyakini bahwa hal ini akan berhasil dan sedang dalam proses mendapatkan persetujuan resmi serta peraturan untuk sistem yang akan digunakan sebagai bahan bakar pesawat dalam waktu dekat.

Wizz Air berharap dapat mengoperasikan setidaknya 10 persen penerbangannya dengan SAF pada tahun 2030. Ini menjadi sesuatu yang mungkin akan menyenangkan bagi pemerintah Inggris. Berdasarkan mandat SAF, setidaknya 10 persen dari seluruh bahan bakar yang digunakan oleh maskapai penerbangan Inggris harus terbuat dari bahan baku berkelanjutan pada tahun 2030.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement