REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri (Wamen) Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Alue Dohong menyatakan air sangat berpotensi menjadi faktor perang di masa depan bagi negara-negara di dunia karena kapasitasnya yang semakin berkurang akibat terancam oleh permasalahan lingkungan.
“Air tawar bisa menjadi faktor perang masa depan. Kita bukan perang karena bahan bakar minyak ke depan, tapi perang air,” katanya dalam Konvensi Badan Kejuruan Lingkungan di Jakarta, Sabtu (27/4/2024).
Alue Dohong menjelaskan, saat ini saja ketersediaan air sudah semakin berkurang dari waktu ke waktu, seperti yang terjadi di Afrika dan tidak menutup kemungkinan akan terjadi juga di berbagai belahan dunia.
Ketersediaan air bersih dan layak bagi kebutuhan sehari-hari semakin menipis mengingat lingkungan saat ini sudah didominasi oleh sampah maupun bentuk pencemaran lainnya baik di sungai, tanah, dan, lain-lain. “Kalau orang mau bertahan hidup dia harus minum jadi daripada saya mati saya bunuh-bunuhan saja buat dapat air itu,” katanya.
Oleh sebab itu, Alue Dohong mengingatkan hal tersebut menjadi tantangan bagi para insinyur teknik lingkungan untuk bisa mengembangkan pengelolaan air terutama yang murah bagi masyarakat.
Para insinyur memiliki tugas untuk memurnikan sumber-sumber air yang saat ini menjadi tempat tumpukan sampah dan buangan limbah, sehingga potensi perang karena air di masa depan tidak terjadi. “Para insinyur bisa mengembangkan pengolahan air murah. Air ini penting. Air, sungai, dan tanah sekarang sudah menjadi tempat tumpukan sampah dan buangan limbah,” kata Alue Dohong.