Sabtu 27 Apr 2024 19:39 WIB

Wamen LHK: Air Sangat Berpotensi Jadi Faktor Perang di Masa Depan

Kapasitas air semakin berkurang akibat terancam oleh permasalahan lingkungan.

Air (ilustrasi)
Foto: www.pixabay.com
Air (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri (Wamen) Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Alue Dohong menyatakan air sangat berpotensi menjadi faktor perang di masa depan bagi negara-negara di dunia karena kapasitasnya yang semakin berkurang akibat terancam oleh permasalahan lingkungan.

“Air tawar bisa menjadi faktor perang masa depan. Kita bukan perang karena bahan bakar minyak ke depan, tapi perang air,” katanya dalam Konvensi Badan Kejuruan Lingkungan di Jakarta, Sabtu (27/4/2024).

Baca Juga

Alue Dohong menjelaskan, saat ini saja ketersediaan air sudah semakin berkurang dari waktu ke waktu, seperti yang terjadi di Afrika dan tidak menutup kemungkinan akan terjadi juga di berbagai belahan dunia.

Ketersediaan air bersih dan layak bagi kebutuhan sehari-hari semakin menipis mengingat lingkungan saat ini sudah didominasi oleh sampah maupun bentuk pencemaran lainnya baik di sungai, tanah, dan, lain-lain. “Kalau orang mau bertahan hidup dia harus minum jadi daripada saya mati saya bunuh-bunuhan saja buat dapat air itu,” katanya.

Oleh sebab itu, Alue Dohong mengingatkan hal tersebut menjadi tantangan bagi para insinyur teknik lingkungan untuk bisa mengembangkan pengelolaan air terutama yang murah bagi masyarakat.

Para insinyur memiliki tugas untuk memurnikan sumber-sumber air yang saat ini menjadi tempat tumpukan sampah dan buangan limbah, sehingga potensi perang karena air di masa depan tidak terjadi. “Para insinyur bisa mengembangkan pengolahan air murah. Air ini penting. Air, sungai, dan tanah sekarang sudah menjadi tempat tumpukan sampah dan buangan limbah,” kata Alue Dohong.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement