Rabu 01 May 2024 14:36 WIB

Studi: El Nino Sebabkan Kekeringan di Terusan Panama pada 2023    

El Nino menjadi penyebab utama turunnya curah hujan hingga 26 persen.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Gita Amanda
Terusan Panama, sempat mengalami kekeringan pada 2023 akibat El Nino. (ilustrasi)
Foto: Worldmaritimenews.com
Terusan Panama, sempat mengalami kekeringan pada 2023 akibat El Nino. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fenomena cuaca El Nino telah menyebabkan penurunan curah hujan tahun lalu, sehingga mengurangi ketinggian air di Terusan Panama (Panama Canal) dan berkontribusi pada pembatasan pelayaran yang mengganggu perdagangan global. Demikian menurut sebuah studi yang dilakukan oleh penelitian World Weather Attribution.

Studi itu juga melaporkan bahwa memprioritaskan air untuk konsumsi manusia dibandingkan untuk terusan juga berperan dalam pembatasan pengiriman.

Baca Juga

Panama mengalami tahun terkering ketiga dalam catatan pada tahun 2023, yang membuat otoritas terusan membatasi ukuran dan jumlah kapal yang melintasi jalur air yang menghubungkan Samudra Atlantik-Pasifik, dan berfungsi sebagai rute vital untuk perdagangan maritim. Terkadang, lebih dari 100 kapal mengantri dan menunggu hingga 21 hari untuk menggunakan terusan ini, yang bertanggung jawab atas sekitar 5 persen pengiriman global.

Panama menghadapi puncak permintaan dalam beberapa bulan terakhir sejak para pengirim barang mulai mencari rute alternatif karena serangan oleh militan Houthi terhadap kapal-kapal yang melewati Laut Merah menuju Terusan Suez, jalur air tersibuk di dunia.

Para ilmuwan dari World Weather Attribution, yang menganalisa penyebab rendahnya curah hujan, mengatakan bahwa terusan tersebut seharusnya dapat kembali beroperasi secara normal tahun ini seiring dengan berakhirnya El Nino dan datangnya musim hujan seperti biasa.

"Kami berharap sistem kanal akan terisi penuh pada akhir tahun ini dan pelayaran akan kembali normal beberapa bulan sebelum itu," kata salah satu penulis studi, Steven Paton, seperti dilansir Reuters, Rabu (1/5/2024).

Penelitian ini menyimpulkan El Nino yang menjadi penyebab utama turunnya curah hujan hingga 26 persen lebih rendah dari rata-rata tahun lalu di Panama.

El Nino adalah pemanasan yang terjadi secara alami di Samudra Pasifik Timur yang mengganggu pola cuaca secara global rata-rata setiap dua hingga tujuh tahun. El Nino terakhir dimulai pada pertengahan tahun 2023.

Paton mengatakan bahwa El Nino telah berakhir, dan biro cuaca Australia juga menyatakan hal yang sama bulan lalu. Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional AS (NOAA) belum menyatakan bahwa El Nino telah berakhir.

Pengelolaan air juga merupakan faktor dalam ketinggian air, menurut World Weather Attribution. Terusan Panama memanfaatkan sebuah waduk bernama Danau Gatun yang juga menyediakan air minum bagi setengah populasi Panama. Pihak berwenang memutuskan untuk membatasi lalu lintas kapal pada tahun 2023, daripada menjatah air minum seperti yang mereka lakukan pada tahun 2016 setelah kekeringan lainnya, kata studi tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement