REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Beberapa ribu masyarakat adat melakukan aksi demonstrasi memprotes kegagalan pemerintah Brazil dalam melindungi tanah leluhur mereka. Dilakukan pada Kamis (25/4/2024) waktu setempat, para pengunjuk rasa berbaris sambil meneriakkan yel-yel diiringi tabuhan gendering menuju pusat pemerintahan Brazil.
Unjuk rasa kali ini memusatkan kemarahan masyarakat adat atas rencana pembangunan jalur kereta api untuk mengangkut biji-bijian dari negara-negara pertanian ke Pelabuhan Amazon untuk diekspor, yang dikhawatirkan akan merusak lingkungan komunitas suku di dekat sungai Tapajos.
Untuk membuat tiruan kereta api Ferrograo, para demonstran menggunakan truk traktor-trailer yang dijuluki "Rel Kehancuran" dan dicat dengan nama-nama pedagang biji-bijian multinasional sepeerti ADM, Bunge, LDC, dan Cargill.
"Ferrograo adalah kereta api kematian, kereta api penggundulan hutan. Jalur kereta api ini tidak akan mengangkut manusia, seperti yang mereka klaim, tetapi produksi biji-bijian dari perusahaan-perusahaan internasional yang mendanai proyek ini,” kata perwakilan masyarakat adat, Alessandra Korap Munduruku, dilansir Reuters, Kamis (2/5/2024).