REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- China berambisi untuk mengurangi emisi karbon dioksida dari industri-industri utama sebesar 1 persen dari total emisi nasional tahun 2023, melalui peningkatan efisiensi dari berbagai sisi mulai dari produksi baja hingga transportasi. Demikian menurut sebuah Rencana Aksi Nasional yang dirilis pemerintah pada Rabu.
Sebagai konsumen energi terbesar dan penghasil emisi gas rumah kaca terbesar, China juga telah menetapkan target untuk membuat pertumbuhan ekonomi menjadi lebih efisien dalam penggunaan energi. Langkah ini sejalan dengan upaya Presiden Xi Jinping guna menciptakan tenaga-tenaga produktif yang baru.
Rencana aksi pemerintah menyatakan bahwa ekonomi China akan membutuhkan 2,5 persen lebih sedikit energi untuk setiap unit pertumbuhan PDB pada tahun 2024. Untuk mencapai tujuan tersebut, diusulkan perubahan spesifik dalam sektor industri termasuk bahan bangunan dan petrokimia.
Selain itu, dalam rencana aksi nasional, pemerintah China berjanji untuk secara ketat mengontrol batu bara, konsumsi minyak bumi, sekaligus mempromosikan penggunaan bahan bakar nabati dan bahan bakar penerbangan berkelanjutan.