Jumat 31 May 2024 13:40 WIB

15 Orang Meninggal di India Timur Akibat Gelombang Panas

Korban berpotensi terus bertambah karena gelombang panas diperkirakan berlanjut.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Gita Amanda
India telah mengalami musim panas yang terik dan sebagian dari ibukota New Delhi mencatat suhu tertinggi yaitu 52,9 derajat Celcius pada pekan ini. (iustrasi)
Foto: AP Photo/Mahesh Kumar A
India telah mengalami musim panas yang terik dan sebagian dari ibukota New Delhi mencatat suhu tertinggi yaitu 52,9 derajat Celcius pada pekan ini. (iustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setidaknya 15 warga dilaporkan meninggal dunia karena diduga terkena heat stroke di negara bagian Bihar dan Odisha, India Timur, pada Kamis (15/5/2024). Korban berpotensi terus bertambah karena gelombang panas diperkirakan berlanjut hingga Sabtu.

India telah mengalami musim panas yang terik dan sebagian dari ibukota New Delhi mencatat suhu tertinggi yaitu 52,9 derajat Celcius pada pekan ini. Departemen Meteorologi India (IMD) menyatakan sebuah gelombang panas akan terjadi jika suhu mencapai 4,5 hingga 6,4 derajat Celcius lebih tinggi daripada suhu normal.

Baca Juga

Kematian 10 orang dilaporkan di rumah sakit pemerintah di wilayah Rourkela, Odisha pada hari Kamis, sementara lima kematian dilaporkan terjadi di kota Aurangabad, Bihar karena sunstroke. “Sekitar tujuh orang lagi meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit kemarin, tetapi penyebab pasti kematian mereka akan diketahui setelah otopsi,” kata kepala distrik Aurangabad, Shrikant Shastree, seperti dilansir Reuters, Jumat (31/5/2024).

Pemerintah Odisha telah melarang aktivitas di luar ruangan bagi para pegawainya antara pukul 11.00 dan 15.00 waktu setempat, ketika suhu mencapai puncaknya. Gelombang panas di Delhi juga menyebabkan burung-burung dan monyet-monyet liar pingsan atau jatuh sakit. Pihak kebun binatang kota ini juga telah mengandalkan kolam-kolam air dan alat penyiram air untuk menyejukkan 1.200 hewan di sana.

“Kami telah beralih ke pola makan musim panas, yang mencakup pola makan yang mengandung air serta semua buah dan sayuran musiman yang mengandung lebih banyak air,” kata Sanjeet Kumar, direktur kebun Binatang.

Delhi, di mana suhu udara diperkirakan akan mencapai 43 derajat Celcius pada hari Jumat, mencatat kematian pertama yang berhubungan dengan panas dan menghadapi kekurangan air yang akut.

Miliaran orang di seluruh Asia, termasuk di negara tetangga India, Pakistan, telah bergulat dengan suhu yang melonjak. Ini menjadi sebuah tren yang menurut para ilmuwan diperburuk oleh perubahan iklim yang disebabkan oleh ulah manusia.

India, yang mengadakan pemilihan umum nasional di tengah-tengah suhu panas ini, merupakan penghasil emisi gas rumah kaca terbesar ketiga di dunia, tetapi telah menetapkan target net zero pada tahun 2070.

Sementara panasnya cuaca mempengaruhi beberapa bagian dari negara ini, negara bagian timur laut, Manipur dan Assam telah diguyur curah hujan lebat setelah Siklon Remal, dengan beberapa wilayah yang tergenang air pada Jumat.

Hujan monsun juga melanda pesisir negara bagian Kerala yang terletak paling selatan negara ini pada Kamis, dua hari lebih awal dari yang diperkirakan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement