REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah korban meninggal dunia akibat heatstroke di India Timur telah bertambah menjadi 24 orang, demikian menurut pihak berwenang. Suhu panas ini diperkirakan masih terus berlanjut hingga Sabtu.
Sebanyak 14 orang dilaporkan meninggal di Bihar pada Kamis, termasuk 10 di antaranya adalah petugas pemilu yang saat ini sedang berlangsung di India. Kemudian 10 korban lainnya meninggal dunia di rumah sakit pemerintah di wilayah Rourkela, Odisha pada hari yang sama.
"Kami mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas di luar ruangan antara pukul 11.00 dan 15.00 ketika suhu mencapai puncaknya," demikian kata pemerintah daerah Odisha merespon banyaknya korban meninggal.
Gelombang panas di India juga menyebabkan burung-burung dan monyet liar di New Delhi mengalami kolaps atau jatuh sakit. Kebun binatang kota ini pada akhirnya harus mengandalkan kolam-kolam air dan alat penyiram air untuk menyejukkan 1.200 hewan di sana.
"Kami telah beralih ke pola makan musim panas, yang mencakup pola makan yang lebih berair disertai buah dan sayuran musiman yang mengandung lebih banyak air," kata Sanjeet Kumar, direktur kebun binatang, dilansir Reuters, Jumat (31/5/2024).
Delhi, dengan suhu 45,4 derajat Celsius pada Jumat sore, mencatat kematian pertama akibat panas minggu ini dan sedang menghadapi kekurangan air yang parah. Miliaran orang di seluruh Asia telah bergulat dengan suhu yang melonjak, sebuah tren yang menurut para ilmuwan diperburuk oleh perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia.
Negara tetangga India, Pakistan, juga mengalami lonjakan kebakaran hutan seiring dengan meningkatnya suhu, yang mencapai 52,2 derajat Celsius pada pekan lalu. India merupakan penghasil emisi gas rumah kaca terbesar ketiga di dunia, tetapi telah menetapkan target net zero tahun 2070.