Senin 03 Jun 2024 16:48 WIB

Waspada, La Nina Berpotensi Terjadi Mulai Bulan Depan

Selama fenomena La Nina, angin akan semakin kencang.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Kerusakan sejumlah pabrik akibat angin puting beliung yang terjadi di Rancaekek, Kabupaten Bandung, Kamis (22/2/2024).
Foto: Edi Yusuf/Republika
Kerusakan sejumlah pabrik akibat angin puting beliung yang terjadi di Rancaekek, Kabupaten Bandung, Kamis (22/2/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan meteorologi PBB (WMO) mengatakan pada tahun ini pola cuaca El Nino yang menyebabkan bencana alam seperti kebakaran hutan dan siklus tropis diperkirakan kembali ke kondisi La Nina yang lebih dingin. Peluang terjadinya La Nina pada kuartal ketiga tahun ini diperkirakan mencapai lebih dari 50 persen.

El Nino terjadi secara alami karena memanasnya permukaan air laut di timur dan tengah Pasifik. Sementara karakteristik La Nina adalah mendinginnya samudra di kawasan ekuatorial Pasifik. Keduanya berhubungan dengan banjir dan kekeringan.

Baca Juga

WMO mengatakan terdapat peluang sekitar 60 persen kondisi La Nina akan terjadi antara bulan Juli sampai September. Sementara, peluang terjadinya La Nina pada Agustus dan November mencapai 70 persen.

"Pada akhir El Nino, tidak berarti perubahan iklim jangka panjang akan terhenti karena planet kita akan terus memanas akibat terperangkapnya panas gas rumah kaca," kata Deputi Sekretaris Jenderal WMO Ko Barrett, Senin (3/6/2024).