Selasa 04 Jun 2024 08:33 WIB

PLTS Terbesar Dunia di Xinjiang Mulai Menyala

Cina tampaknya akan mencapai total 1.200 GW energi angin dan matahari pada tahun 2025

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
 Pembangunan PLTS di gurun yang terletak di Urumqi, Xinjiang.
Foto: Solarbe Global
Pembangunan PLTS di gurun yang terletak di Urumqi, Xinjiang.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- BUMN Cina menyatakan mereka sudah selesai menyambungkan panel surya terbesar dunia di pembangkit listrik di Xinjiang. Ladang pembangkit listrik surya seluas 200 ribu akre di daerah gurun di Urumqi mulai menyala pada Senin (3/6/2024).

Hal ini diumumkan dalam notifikasi di situs regulator aset negara yang mengutip Power Construction Corp of China. Fasilitas itu akan menghasilkan 6,09 miliar kilowat per jam (kWh) setiap tahun. Jika dibandingkan, kapasitas itu cukup menyinari negara Papua Nugini selama satu tahun.

Baca Juga

Menurut situs lembaga think-tank tenaga surya Global Energy Monitor (GEM), Cina sudah memiliki dua fasilitas pembangkit tenaga listrik surya terbesar di Cina barat, yaitu proyek tenaga surya di gurun pasir Ningxia Tenggeli milik Longyuan Power Group dan kompleks tenaga surya Golmud Wutumeiren milik China Lüfa Qinghai New Energy. Keduanya berkapasitas 3GW.

Xinjiang yang jarang penduduknya tapi kaya sumber daya matahari dan angin,  menjadi pusat bagi pangkalan energi terbarukan. Fasilitas-fasilitas itu mengirimkan sebagian besar tenaga listriknya melintasi jarak jauh ke pesisir timur Cina yang padat penduduknya.

Cina merupakan negara dengan kapasitas pembangkit energi terbarukan terbesar di dunia. Beijing berlomba-lomba untuk membangun pembangkit listrik tenaga angin dan matahari. Menurut GEM yang berbasis di Washington, Cina memasang 365 gigawatt (GW) kapasitas tenaga angin dan 392 GW kapasitas tenaga surya pada akhir tahun lalu. Jumlah itu sekitar sepertiga dari total kapasitas dunia.

GEM mengatakan Cina tampaknya akan mencapai total 1.200 GW energi angin dan matahari pada tahun 2025, lima tahun lebih cepat dari target pemerintah berkat subsidi dan rantai suplai yang murah.

Pandangan GEM sejalan dengan pandangan Badan Energi Internasional. Namun, GEM mengatakan kemajuannya lebih lambat pada proyek-proyek Beijing yang paling ambisius, yang dijuluki pangkalan 'mega', atau taman energi angin dan matahari berskala gigawatt yang terletak di daerah-daerah terpencil, yang secara teknis lebih sulit dan menghadapi persyaratan-persyaratan yang lebih ketat.

Pada tahun 2021, badan perencana negara Cina, Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional (NDRC), mengumumkan rencana untuk membangun 97 GW proyek pembangkit listrik tenaga surya dan angin berskala besar di wilayah barat laut yang jarang penduduknya, seperti Mongolia Dalam dan Xinjiang, yang akan diselesaikan antara tahun 2022 dan 2023. 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

  • Sangat tertarik
  • Cukup tertarik
  • Kurang tertarik
  • Tidak tertarik
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement