REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Lembaga Coral Triangle Initiative on Coral Reefs, Fisheries, and Food Security (CTI-CFF) mengungkapkan daerah pesisir pantai terancam sampah dan polusi. Oleh karena itu, butuh upaya bersama untuk menyelamatkan wilayah pesisir.
"Hari ini kita berkumpul bukan hanya menikmati pemandangan indah di pantai, tapi kita juga menyuarakan upaya perlindungannya," kata Direktur Eksekutif Frank Keith Griffin melalui penerjemah pada acara bersih-bersih pantai dalam rangka Coral Triangle Day 2024 di Boulevard Dua Pantai Karangria Manado, Sulawesi Utara (Sulut), Selasa (5/6/2024).
Frank menyebutkan sampah yang akan diangkat bisa berasal dari beberapa tempat, semisal orang membuang sampah dan kemudian berakhir di pesisir atau pantai.
"Dengan aksi bersih-bersih pantai, kita telah mengambil sikap dan menunjukkan sikap kita terhadap laut dan makhluk yang ada di dalamnya," sebut Frank.
Aksi bersih-bersih pantai tersebut, menurut dia, adalah sebuah komitmen yang akan terus dilakukan untuk mengurangi sampah plastik serta mendorong disusunnya kebijakan untuk perlindungan laut, serta mengedukasi pihak lainnya untuk perlindungan atau konservasi.
"Mari kita bekerja sama, bersama-sama kita membuat perubahan, satu demi satu sampah akan kita bersihkan," ajaknya.
Dia menyebutkan Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Filipina, Kepulauan Solomon, dan Timor-Leste, yang tergabung dalam CTI-CFFbekerja sama untuk mempertahankan sumber daya laut dan pesisir.
Awalnya, ada perdebatan yang cukup alot terkait dengan penempatan sekretariat regional. Hal ini karena Filipina dan Malaysia juga tertarik jadi tuan rumah. Indonesia akhirnya terpilih dan Kota Manado menjadi lokasi ditetapkannya sekretariat CTI-CFF hingga saat ini.
Seperti diketahui, Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Filipina, Kepulauan Solomon, dan Timor-Leste, bergabung dalam Coral Triangle Initiative on Coral Reefs, Fisheries, and Food Security bekerja sama untuk mempertahankan sumber daya laut dan pesisir.
Frank sebelumnya mengatakan, kemitraan multilateral yang luar biasa ini menangani isu-isu penting seperti keamanan pangan, perubahan iklim, dan keanekaragaman hayati laut.
Segitiga terumbu karang atau Coral Triangle adalah pusat kehidupan laut dunia yang mencakup sekitar 6 juta kilometer persegi lautan di enam negara di Asia-Pasifik, Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Filipina, Kepulauan Solomon, dan Timor-Leste.
Frank mengatakan segitiga terumbu karang menjadi rumah bagi 76 persen spesies terumbu karang yang dikenal di dunia. Selain itu juga menjadi rumah bagi 37 persen spesies ikan terumbu karang dunia dan spesies komersial berharga seperti tuna, paus, lumba-lumba, pari, hiu, termasuk enam dari tujuh spesies penyu laut yang dikenal di dunia.
Sekretariat Regional CTI-CFF mengumumkan penunjukan Frank Keith Griffin sebagai direktur eksekutif dan Hanung Cahyono wakil direktur eksekutif baru. Keahlian dan visi keduanya diharapkan membawa misi CTI-CFF ke tingkat yang lebih tinggi, mendorong praktik dan kemitraan berkelanjutan di wilayah Coral Triangle.
Dengan kepemimpinan baru, Sekretariat Regional CTI-CFF bekerja lebih erat dengan negara-negara anggota dan mitra-mitra untuk mewujudkan tujuan inisiatif perlindungan segitiga terumbu karang.
Sekretariat Regional CTI-CFF bekerja sama dengan pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulut, dan Blue Institute, mengumumkan serangkaian acara untuk merayakan Coral Triangle Day 2024. Puncak Hari Segitiga Terumbu Karang (Coral Triangle Day) 2024 akan menjadi perayaan besar pada 11-12 Juni 2024 di Pusat CTI di Kairagi, Manado.
Kegiatan ini akan merayakan 15 tahun keberadaan dan pencapaian kemitraan antara enam negara, juga akan menampilkan bazar produk laut dari Usaha Kecil dan Menengah (UKM).