Senin 10 Jun 2024 15:30 WIB

Agincourt Resources Terapkan Praktik Tambang Emas Berkelanjutan

Limbah hasil pertambangan dikelola agar tak mencemari lingkungan.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Satria K Yudha
Tailing Storage Facility (TSF) milik PT Agincourt Resources yang mampu menampung limbah pertambangan emas sehingga tidak mencemari lingkungan.
Foto: Agincourt Resources
Tailing Storage Facility (TSF) milik PT Agincourt Resources yang mampu menampung limbah pertambangan emas sehingga tidak mencemari lingkungan.

REPUBLIKA.CO.ID, TAPANULI SELATAN -- Tambang emas di Tapanuli Selatan milik Agincourt Resources bisa menjadi salah satu contoh pengelolaan pertambangan emas yang mengedepankan prinsip kelestarian lingkungan. Limbah hasil pertambangan emas atau tailing dikelola oleh perusahaan ini sehingga tak mencemari air dan lingkungan sekitar tambang.

Presiden Direktur PT Agincourt Resources Muliady Sutio memastikan dalam menjalankan operasional bisnis, perusahaan mengedepankan prinsip implementasi Enviromental Social and Governance (ESG). Untuk itu, berbagai inovasi teknologi pertambangan dilakukan agar operasional tetap bisa memberikan dampak positif bagi perusahaan.

"Kami berkomitmen terus meningkatkan kualitas lingkungan hidup di sekitar wilayah operasional dan secara aktif berkontribusi pada pelestarian lingkungan,” ujar Muliady saat Republika mengunjungi Tambang Emas Martabe, Selasa (4/6/2024) silam.

Agincourt membuat bendungan besar yang menampung seluruh tailing yang dihasilkan dari proses pertambangan. Tailing Storage Facility ini bahkan mampu menampung 6,7 juta ton tailing. Memiliki struktur down alley yang mana air yang tertampung dari tailing akan mengalir ke permukaan yang lebih rendah dan kemudian air tersebut diolah kembali oleh Agincourt agar meminimalkan kandungan sianida maupun zat kimia beracun lainnya.

"Kami juga menggandeng konsultan dari negara maju untuk bisa memastikan operasional TSF aman. TSF ini mampu bertahan dengan curah hujan ekstrem maupun gempa bumi yang besar. Kondisi emergency tersebut telah kami lakukan uji coba dan kami selalu pantau," kata Muliady.

Selain TSF, bagian terpenting dalam pengelolaan tailing oleh Agincourt adalah Water Treatment Plant dimana mampu menampung kapasitas air sebesar 3.300 meter kubik per jam. Pengelolaan air ini digunakan oleh perusahaan untuk memastikan limbah air yang dihasilkan tersebut bisa dimurnikan kembali menggunakan teknologi sehingga ketika harus dibuang ke sungai atau laut, minim zat beracun.

Tak hanya dibuang, perusahaan memiliki cara dengan menggunakan kembali air yang dihasilkan dari operasional untuk kembali digunakan untuk operasional pabrik. Pabrik peleburan emas yang memiliki suhu tinggi menggunakan air pengolahan ini untuk operasionalnya.

Maka, upaya Agincourt dalam pengelolaan air di wilayah pertambangan lebih efisien.  Dalam pengelolaan limbah hampir semua batuan sisa yang dihasilkan oleh penambangan di site digunakan untuk membangun tanggul fasilitas penyimpanan tailing di site. Batuan tersebut ditempatkan dalam lapisan yang dipadatkan untuk memaksimalkan kekuatan dan meminimalkan potensi pembentukan asam, yang terjadi akibat oksidasi mineral alami saat terpapar ke atmosfer setelah digali.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement