Selasa 11 Jun 2024 13:30 WIB

Kampus Indonesia dan Australia Berkolaborasi Ciptakan Alat Penilaian Kerentanan Air

Alat ini mampu menilai kerentanan/ketahanan layanan air terhadap perubahan iklim.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Petugas saat mendistribusikan air bersih kepada warga di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat, Jumat (29/9/2023).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas saat mendistribusikan air bersih kepada warga di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat, Jumat (29/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Tim kolaborasi untuk Pengetahuan, Inovasi, dan Teknologi dari Australia dan Indonesia yang tergabung dalam program KONEKSI melakukan penelitian dan melaporkan hasil akhir penelitian tentang ketahanan sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) terhadap perubahan iklim. Penelitian tersebut merupakan kolaborasi antara Universitas Indonesia (UI), University of Technology Sydney (UTS), Center for Regulation Policy and Governance (CRPG), dan Universitas Gadjah Mada (UGM).

UI menjelaskan bahwa tim UI terdiri atas Cindy Rianti Priadi sebagai Team Leader Comp B dan Sucipta Laksono sebagai Co-Lead Researcher. Tim KONEKSI dibentuk untuk memperkenalkan alat penilaian mandiri bagi KPSPAMS yang diberi nama Rural Water Supply Climate-Resilient Monitoring Tool (RWS-CRMT). Alat ini mampu menilai kerentanan/ketahanan layanan air pedesaan terhadap perubahan iklim. Proses pengembangannya telah dimulai sejak September 2023 hingga Mei 2024.

RWS-CRMT sudah diuji ke 100 Kelompok Pengelola Sarana Prasarana Air Minum Sanitasi (KPSPAMS) yang tersebar di 14 provinsi di Indonesia, di antaranya Jawa Tengah, ⁠Gorontalo, ⁠Sulauwesi Selatan, ⁠Nusa Tenggara Barat, ⁠Sumatera Barat, ⁠Daerah Istimewa Yogyakarta, ⁠Jawa Barat, ⁠Riau, ⁠Lampung, ⁠Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Timur, ⁠Sumatera Selatan, ⁠Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur.

“Kita harus mengapresiasi usaha yang telah dilakukan PAMSIMAS dalam menanggulangi dampak permasalahan teknis. Dampak perubahan iklim sudah mulai terasa, harus ada tindak lanjut seperti memiliki sumber air cadangan, penyesuaian material, pipa, dan pompa,” kata Sucipta, di workshop nasional “Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat yang Berketahanan Iklim” pada Senin (3/6/2024).