Ahad 16 Jun 2024 07:36 WIB

Hasil Pertemuan Perubahan Iklim di Bonn Kurang Memuaskan

NCQG ialah dana iklim global untuk membantu negara berkembang atasi perubahan iklim.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Perubahan iklim (ilustrasi)
Foto: www.freepik.com
Perubahan iklim (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BONN -- Pertemuan Perubahan Iklim di Bonn berakhir tanpa hasil yang memuaskan. Sekretaris Eksekutif Perubahan Iklim PBB Simon Stiell mengatakan pertemuan yang digelar dalam rangka menuju Pertemuan Iklim PBB (COP) di Baku, Azerbaijan, bulan November mendatang menghasilkan langkah moderat tapi masih banyak hal yang perlu dicapai.

"Kami mengambil langkah maju moderat di Bonn, (tapi) masih terlalu banyak hal yang perlu dibicarakan, kami masih harus mendaki gunung yang sangat terjal untuk mencapai hasil yang ambisius di Baku," kata Stiell dalam siaran pers Konvensi Kerangka Kerja Perubahan Iklim PBB, Kamis (14/6/2024).

Baca Juga

Dalam pertemuan yang diselenggarakan dialog pakar teknis (TED10) ini negara-negara berhasil menyederhanakan isi yang akan dimasukkan ke dalam Tujuan Terukur Kolektif Baru tentang Pendanaan Iklim atau New Collective Quantified Goal on Climate Finance (NCQG).

NCQG merupakan dana iklim global untuk membantu negara-negara berkembang mengatasi perubahan iklim dan melindungi rakyatnya dari pemanasan global. Dalam siaran persnya menurut PBB opsi-opsi yang jelas dan kerangka kerja substantif dari rancangan keputusan harus diselesaikan sebelum COP29. 

Dalam pertemuan di Jerman ini negara-negara juga mengambil langkah menuju indikator adaptasi yang berwawasan ke depan, efektif, dan masuk akal secara ilmiah. Kemajuan menuju pasar karbon internasional yang berfungsi lebih baik juga berhasil dicapai, tetapi banyak  pekerjaan lebih lanjut masih harus dilakukan.

Dalam pertemuan ini negara-negara juga sepakat bekerja sama untuk transparansi dan saling mendukung dalam merencanakan rencana aksi iklim yang lebih kuat.

Pertemuan di Bonn bertujuan memeriksa elemen-elemen NCQG untuk bagaimana memastikan NCQG ini: ambisius, terstruktur secara optimal, dilaporkan secara transparan, dan meningkatkan kualitas pendanaan iklim untuk negara-negara berkembang.

Ratusan delegasi dari berbagai negara juga menghabiskan beberapa hari mengembangkan kerangka kerja substantif untuk rancangan teks negosiasi yang akan dibahas di COP29, dan menguraikan teks tersebut di Bonn. Stiell juga mencatat perlunya kemajuan lebih lanjut dalam isu pendanaan iklim di luar proses UNFCCC, termasuk oleh G7.

"Negara-negara maju memiliki banyak tuas yang dapat digunakan, termasuk sebagai pemegang saham di bank-bank pembangunan," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement