Senin 17 Jun 2024 13:30 WIB

Luhut Minta Investor Cina Jaga Lingkungan Indonesia

Cina merupakan negara dengan investasi terbesar kedua di Indonesia.

Sejumlah tenaga kerja asing (TKA) membeli kebutuhan pokok di pasar tradisional di sekitar kawasan smelter di Kecamatan Morosi, Konawe, Sulawesi Tenggara, Kamis (8/2/2024).
Foto: ANTARA FOTO/Jojon
Sejumlah tenaga kerja asing (TKA) membeli kebutuhan pokok di pasar tradisional di sekitar kawasan smelter di Kecamatan Morosi, Konawe, Sulawesi Tenggara, Kamis (8/2/2024).

REPUBLIKA.CO.ID,  SHANGHAI -- Investasi yang memperhatikan aspek lingkungan menjadi perhatian pemerintah. Terkait hal ini, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarinves) Luhut Binsar Pandjaitan mengaku sudah berpesan kepada para pengusaha asal Cina untuk menjaga lingkungan saat berinvestasi di Indonesia.

"Saya kemarin bilang kepada mereka, harus comply (patuh) terhadap (aturan) lingkungan, itu tidak boleh kompromi," kata Luhut di Shanghai, Cina, Ahad (17/6/2024).

Baca Juga

Luhut melakukan kunjungan kerja ke Cina sejak Rabu (12/6) dengan mengunjungi sejumlah kota dan daerah seperti Beijing, Jilin, dan Shanghai. Luhut bertemu dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi, Kepala National Development and Reform Commission (NDRC) China Zheng Shanjie, pejabat dari Tsinghua University dan para pengusaha asal Cina.

"(Saya sampaikan) 'Kalau kau melanggar lingkungan, kami tutup', (Mereka jawab) 'Jangan terlalu galak begitu lah', hanya saya katakan kali ini tidak bisa, kita tentu berikan peringatan ya, saya beri tahu itu," tambah Luhut.

Luhut menilai bahwa Indonesia sudah menjadi destinasi investasi bagi China. "Tinggal bagaimana kita di dalam negeri menjaga kondisi itu, supaya mereka tambah nyaman, misalnya kalau ada masalah dalam investasi mereka, segera diselesaikan," ungkap Luhut yang mengaku tidak punya resep khusus untuk mendekati para investor dari China.

Dalam kunjungannya ke China, Luhut juga mengatakan satu perusahaan garmen asal negeri itu sepakat untuk mendirikan pabrik di Subang dan Sukoharjo. "Pekerja di satu pabrik bisa 10 ribu orang, tapi yang paling penting adalah karena dia membangun rumah untuk karyawannya, 'employee house', bayangkan 10 ribu orang dibangun rumah semua, itu kan bisa jadi model (bagi investor) yang lain," ungkap Luhut.

Perusahaan garmen tersebut, kata Luhut, memiliki nilai penjualan pada 2023 mencapai 4,5 miliar dolar AS. "Ini kalau tanahnya beres, bulan depan langsung jadi (membangun), kemarin saya sudah telepon Menteri ATR untuk dirapatkan sertifikatnya," kata Luhut.

Nilai investasi Cina di Indonesia berdasarkan data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada periode 2019 - kuartal I 2024 mencapai 30,2 miliar dolar AS dengan 21,022 ribu proyek. Sedangkan pada 2023 saja total investasinya adalah 7,3 miliar dolar AS (sekitar Rp120 triliun). Dengan nilai tersebut, Cina menempati urutan kedua terbesar investasi di Indonesia setelah Singapura.

Berdasarkan catatan BKPM, lima sektor utama investasi Cina di Indonesia sejak 2019 adalah pertama, industri pengolahan logam dasar senilai 12,8 miliar dolar AS atau 41 persen dari seluruh sektor investasi Cina. Kedua, sektor transportasi, pergudangan dan telekomunikasi senilai 7,9 miliar dolar AS (26 persen dari total investasi), ketiga, sektor listrik, gas dan air senilai 2,5 miliar dolar AS (8 persen dari total investasi).

Keempat, industri kimia dan farmasi senilai 2,4 miliar dolar AS (8 persen) dan kelima, sektor kawasan industri, perumahan dan perkantoran sebesar 2 miliar dolar AS (7 persen). Adapun lima negara dan daerah yang paling banyak berinvestasi di Indonesia adalah Singapura, Cina, Hong Kong, Jepang dan Malaysia.  

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement