REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Lembaga pelacak data non-profit Carbon Disclosure Project (CDP) mengatakan semakin banyak perusahaan yang mengatakan mereka menyesuaikan rencana dengan tujuan iklim paling ambisius. Tapi tidak banyak investor yang mendapatkan cukup informasi untuk memeriksa klaim-klaim tersebut.
CDP mengatakan hanya satu dari empat perusahaan yang memberikan data ke mereka atau totalnya 5.906 perusahaan. Perusahaan-perusahaan itu mengaku memiliki rencana untuk menyesuaikan upaya menahan suhu bumi tidak lebih dari 1,5 derajat Celsius dari masa pra-industri.
"Dengan hampir bertambah 50 persen lebih perusahaan yang melaporkan ke CDP memiliki rencana transisi iklim pada tahun 2023, bukti data untuk melihat komitmen menjadi alat yang sangat penting bagi perusahaan untuk membangun kepercayaan pemangku kepentingan pasar," kata CEO CDP Sherry Madera dalam pernyataannya, dikutip Kamis (20/6/2024).
Menjaga suhu Bumi agar tidak melampaui batas itu sangat penting untuk menghindari dampak terburuk perubahan iklim. Bulan Desember lalu PBB mengatakan dunia berada dalam jalur suhu bumi mencapai 2,9 derajat Celsius.
Regulator di Amerika Serikat (AS), Uni Eropa dan kawasan lain mewajibkan perusahaan-perusahaan untuk memberikan laporan iklim mereka. Tapi masih banyak negara yang menjadikan hal itu merupakan langkah sukarela. Langkah beberapa dewan direksi lebih cepat dari perubahan kebijakan.
Untuk membantu investor melacak kualitas rencana-rencana iklim perusahaan, CDP memilih 21 indikator yang harus perusahaan beri seperti data emisi dari berbagai rantai pasokan, kejelasan asuransi dan tingkat pengawasan dewan.
CDP mengatakan 39 persen perusahaan-perusahaan yang mengaku memiliki rencana menjaga suhu Bumi di bawah 1,5 derajat Celsius menutupi informasi dua pertiga metrik yang ditetapkan CDP. Hanya 1 persen dari 140 perusahaan yang memberikan informasi pada semua metrik.
"Momentum ini tidak diragukan lagi, dengan lebih dari 8.000 bisnis yang ingin memiliki rencana transisi pada tahun 2025. Hal ini menggembirakan dan merupakan langkah bisnis yang cerdas, karena rencana transisi iklim merupakan alat penting yang diperlukan untuk bisnis yang kredibel saat mereka beralih ke nol-emisi," kata Madera.