REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Uni Eropa bertekad memperbanyak industri hijau dengan meningkatkan investasi yang lebih besar pada teknologi manufaktur hijau. Komitmen ini akan disampaikan dalam rancangan pernyataan yang bakal disampaikan dalam pertemuan Uni Eropa pada Kamis (27/6/2024).
Uni Eropa tak ingin semakin ketinggalan dengan Cina dan Amerika Serikat yang saat ini terus bersaing memproduksi mobil listrik dan turbin. Dalam pertemuan nanti, para pemimpin Eropa berencana memutuskan siapa yang akan menjadi Sekretaris Jenderal Uni Eropa berikutnya untuk lima tahun ke depan dan pendoman-pedoman kebijakan.
Rancangan pedoman itu mencerminkan semakin kuatnya harapan para pembuat kebijakan untuk mendukung industri Eropa memproduksi teknologi-teknologi yang dibutuhkan untuk mencapai ambisi iklim.
"Kami akan menciptakan lingkungan yang lebih suportif untuk meningkatkan kapasitas manufaktur Eropa pada teknologi-teknologi dan produk-produk nol-emisi," kata pemimpin Eropa dalam rancangan pernyataan tersebut, seperti yang dilihat kantor berita Reuters, Selasa (25/6/2024).
Dalam pernyataan tersebut, para pemimpin Eropa menambahkan transisi hijau harus fokus menjaga daya saing industri benua itu. Topik ramah lingkungan lainnya tidak menonjol dalam rancangan tersebut.
Pernyataan itu tidak menyebut apakah para pemimpin ingin memperkuat kebijakan iklim Uni Eropa untuk lima tahun ke depan atau lebih banyak berinvestasi dalam upaya adaptasi pada risiko perubahan iklim seperti banjir dan gelombang panas.
Salah satu tugas Komisi Eropa berikutnya adalah mengusulkan target pemangkasan emisi Uni Eropa pada tahun 2040 agar engikat secara hukum. Namun, hal ini tidak disinggung dalam pernyataan tersebut.
Dua orang diplomat Uni Eropa mengatakan beberapa pemerintah ingin mengurangi fokus agenda hijau dalam pernyataan tersebut. Setelah kebijakan-kebijakan ramah lingkungan Uni Eropa mendapat tekanan dari politisi sayap kanan maupun kiri beberapa bulan terakhir.
Dengan semakin banyaknya kursi yang didapatkan partai-partai sayap kanan dalam pemimpin Parlemen Eropa yang terakhir, para pejabat dan anggota parlemen memperkirakan semakin sulit bagi Uni Eropa untuk menambah kebijakan iklim untuk lima tahun ke depan.
Unjuk rasa petani-petani Eropa selama berbulan-bulan menambah kewaspadaan pembuat kebijakan Uni Eropa dalam menyasar sektor pertanian dengan peraturan-peraturan baru untuk mendorong praktik-praktik yang lebih ramah lingkungan.
"Uni Eropa akan mempromosikan sektor pertanian yang kompetitif, berkelanjutan, dan tangguh yang terus memastikan ketahanan pangan, dan memperjuangkan masyarakat pedesaan yang dinamis," demikian dinyatakan dalam rancangan tersebut.
Dokumen tersebut mengatakan negara-negara Uni Eropa perlu berinvestasi lebih banyak untuk mengalihkan sektor-sektor yang menggunakan bahan bakar fosil dan beralih ke listrik, serta jaringan listrik dan penyimpanan energi.